Siapa Ann Coulter, Alumni Cornell yang Menuduh Mahasiswa India Curang? Fakta dan Kontroversinya

Ann Coulter, seorang komentator media konservatif dan pengacara, baru-baru ini menjadi sorotan karena mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai pelajar dan pekerja India serta Tiongkok di bawah program visa H-1B Amerika Serikat. Dalam sebuah podcast, Coulter menuduh bahwa pekerja H-1B sering membawa orang tua dan keluarga besar mereka ke AS, sehingga membebani sistem jaminan sosial dan sumber daya publik lainnya.

Ia mengatakan, "Orang India dan Tiongkok serta pekerja H-1B datang lalu membawa orang tua tua mereka sehingga bisa langsung mendapatkan jaminan sosial. Mereka membawa seluruh desa yang akan Anda biayai, Amerika." Tuduhan Coulter ini tidak hanya menyasar beban sosial, tetapi juga menuding bahwa praktik tersebut mengurangi kesempatan kerja bagi warga Amerika.

Latar Belakang Pendidikan Ann Coulter

Ann Hart Coulter lahir di New York City dan dibesarkan di Connecticut. Ia menamatkan pendidikan sarjana sejarah di Cornell University dan meraih gelar Juris Doctor dari University of Michigan Law School. Saat di Michigan, Coulter pernah menjadi editor Michigan Law Review, sebuah prestasi akademik bergengsi. Ia juga pernah bekerja sebagai asisten hakim untuk US Court of Appeals setelah lulus.

Karier awal Coulter mencakup praktik hukum korporat di New York sebelum bergabung dengan Senate Judiciary Committee saat Partai Republik menguasai kongres. Pengalamannya di bidang hukum ini membentuk pondasi kariernya sebagai pengacara dan komentator politik konservatif.

Karier di Media dan Politik

Coulter dikenal sebagai penulis buku dengan 13 karya yang telah diterbitkan dan sebagai kolumnis untuk Universal Press Syndicate. Ia sering muncul di berbagai program televisi dan radio, serta memberikan ceramah di kampus-kampus. Coulter merupakan anggota Federalist Society yang mendukung prinsip federalisme dan originalisme di bidang hukum. Sebagai pendukung partai Republik, ia aktif dalam berbagai kelompok dan pernah menjadi penasihat di GOProud.

Pandangan politiknya juga terlihat dari kritiknya terhadap kebijakan imigrasi dan visa H-1B di era pemerintahan Presiden Trump. Coulter mendukung kebijakan yang lebih ketat untuk melindungi pekerjaan warga Amerika dari kompetisi pekerja asing yang menggunakan visa tersebut.

Reaksi dan Kontroversi

Pernyataan Coulter soal pekerja H-1B dari India dan Tiongkok hingga tuduhan kecurangan dalam ujian telah memicu diskusi luas di media dan masyarakat. Ia menggambarkan program visa tersebut sebagai "scam" yang merugikan tenaga kerja nasional. Namun, klaim-klaim ini juga mendapat kritik karena dianggap tidak berdasar dan stereotipikal.

Meskipun demikian, latar belakang akademik dan profesinya sebagai pengacara dan kolumnis konservatif menegaskan posisi Coulter sebagai figur kontroversial yang aktif dalam pembicaraan nasional tentang imigrasi, visa, dan kebijakan ketenagakerjaan. Komentarnya terus memengaruhi wacana publik terkait keberadaan pekerja asing, terutama yang berasal dari India dan Tiongkok, di Amerika Serikat.

Baca selengkapnya di: timesofindia.indiatimes.com
Exit mobile version