
Pasar modal Indonesia kini menjadi yang terbesar di ASEAN dan masuk dalam jajaran 20 besar dunia. Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengungkapkan nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia telah mencapai Rp15.300 triliun.
Selain itu, transaksi harian rata-rata di pasar modal mencapai Rp16,9 triliun dengan jumlah investor yang terus meningkat hingga 19,5 juta. Pertumbuhan ini tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik hampir 19 persen year-to-date.
Pada akhir November, IHSG ditutup pada posisi 8.414,35, naik signifikan dari awal tahun yang hanya 7.103,14. Sementara itu, indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) berada di posisi 845,68 pada periode yang sama.
Peran Pasar Modal Syariah
Jeffrey menekankan pentingnya kontribusi pasar modal syariah dalam mendorong inklusivitas dan pertumbuhan pasar keuangan di Indonesia. Prinsip investasi syariah yang menekankan manajemen risiko berperan sebagai landasan investasi yang bijak dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ekosistem pasar modal syariah di Indonesia didukung oleh regulasi kuat berupa 11 peraturan OJK dan 26 fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Regulasi ini mengatur seluruh aspek transaksi, mulai dari pembukaan rekening hingga kliring dan dana jaminan investor.
Berkat kesiapan regulasi dan infrastruktur tersebut, pasar modal syariah Indonesia telah mendapatkan pengakuan internasional. BEI telah lima kali meraih penghargaan sebagai The Best Islamic Capital Market.
Data OJK per Oktober menunjukkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencapai level 282,10 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp9,32 kuadriliun. Selain itu, jumlah saham syariah tercatat sebanyak 618, dengan pertumbuhan indeks mencapai 30,81 persen year-to-date.
Perkembangan ini menandai posisi kuat pasar modal Indonesia, baik konvensional maupun syariah, sebagai penggerak utama ekonomi nasional dan regional. Dukungan dari investor lokal dan global terus memperkuat fondasi pertumbuhan pasar keuangan di Tanah Air.





