Susunan terbaru Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan mulai berlaku efektif pada Selasa, 25 November. Pergerakan saham-saham yang masuk dalam indeks ini tetap menarik perhatian investor meski beberapa saham sudah mengalami penguatan signifikan.
Dalam rebalancing kali ini, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi masuk dalam MSCI Global Standard Index. Selain itu, beberapa saham lain seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) masuk dalam MSCI Small Cap Indexes.
Investment Analyst dari Infovesta Utama, Ekky Topan, mengatakan bahwa saham-saham yang baru masuk indeks MSCI cenderung mengalami kenaikan harga karena adanya kebutuhan portofolio rebalancing oleh manajer investasi global. “Inflow asing paling agresif terlihat pada BREN, RAJA, WIFI, dan BRMS, dengan masing-masing saham didorong oleh katalis berbeda,” ujarnya pada Jumat, 21 November.
Kenaikan saham BREN terutama didukung oleh ekspansi kapasitas dan fokus global pada energi terbarukan. Saham RAJA terdorong oleh momentum di sektor energi dan distribusi gas serta peningkatan likuiditas. Untuk WIFI, faktor teknikal dan spekulasi konsolidasi bisnis digital menjadi katalis utama. Sedangkan BRMS mendapat sentimen positif dari tren kenaikan harga emas global.
Ekky menyebutkan bahwa kondisi ini merupakan momentum tepat untuk mengakumulasi saham-saham tersebut. Banyak dari saham ini belum menembus resistance utama sehingga ruang kenaikan masih terbuka menjelang tanggal efektif MSCI. Biasanya, arus masuk dana asing dan akumulasi investor meningkat saat mendekati tanggal rebalancing.
Analis Fundamental dari BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menilai saham dalam MSCI Global Standard cenderung bergerak positif pasca pengumuman. Ia merekomendasikan strategi buy on weakness, yakni membeli pada masa koreksi harga sebelum dana pasif menyelesaikan pembelian masif pada penutupan perdagangan Senin, 24 November.
Abida juga mengingatkan bahwa fluktuasi harga saham akibat MSCI lebih dipengaruhi faktor technical flow daripada fundamental. Dia menyarankan investor memanfaatkan dislokasi harga akibat forced buying dan selling oleh fund manager pasif, terutama pada saham BREN dan BRMS yang berpotensi memberikan keuntungan optimal saat terjadi koreksi.
Untuk proyeksi harga, Ekky menyebut:
1. BREN berpotensi menuju Rp 11.500—Rp 12.000
2. WIFI diperkirakan menyentuh Rp 4.500—Rp 5.000
3. BRMS dapat bergerak ke kisaran Rp 1.200—Rp 1.400
4. RAJA berpeluang menguji Rp 6.000
Sementara itu, Abida merekomendasikan pembelian saham BREN di kisaran harga Rp 9.600—Rp 10.000 dan BRMS sekitar Rp 1.080 per saham sebagai strategi optimal menjelang tanggal efektif MSCI. Para investor disarankan memonitor pergerakan harga dan mengambil posisi beli pada sinyal koreksi untuk memanfaatkan potensi kenaikan selanjutnya.
Baca selengkapnya di: insight.kontan.co.id