
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau perkembangan banjir yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu pagi hingga Minggu malam. Luapan air dari empat sungai besar, yaitu Sungai Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Lubuak, dan Batang Kamumuan, mengakibatkan genangan di permukiman warga di tujuh kecamatan dan 14 nagari.
Sebanyak 608 kepala keluarga atau setara 1.824 jiwa terdampak dalam bencana ini. Dua warga mengalami luka ringan dan seluruh korban telah melakukan evakuasi mandiri maupun dengan bantuan tim gabungan. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, namun kerusakan materiil cukup signifikan meliputi rumah, fasilitas pendidikan, jaringan irigasi, dan akses jalan.
BPBD Kabupaten Padang Pariaman bersama pemerintah daerah, TNI-Polri, relawan, dan dinas terkait bergerak cepat melakukan evakuasi, pendataan, peninjauan lokasi, serta penanganan darurat. Kebutuhan mendesak saat ini antara lain alat berat untuk membuka akses jalan dan dapur umum guna membantu warga terdampak. Kondisi hujan masih berlangsung sehingga potensi banjir susulan perlu diwaspadai.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjauhi tepi sungai guna menghindari risiko. Masyarakat diminta mengikuti arahan pemerintah daerah serta segera melaporkan jika terjadi kenaikan debit air yang signifikan. Pemantauan cuaca secara berkala dan pembaruan informasi dari instansi resmi sangat penting untuk mengurangi risiko bencana lanjutan.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengatakan bahwa koordinasi antar lembaga terus ditingkatkan demi penanganan yang cepat dan tepat. BNPB juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah yang rawan banjir. Upaya mitigasi dan penanganan segera diharapkan mampu mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat dan infrastruktur.
Baca selengkapnya di: bnpb.go.id





