Eksklusif: Trump Minta Tokyo Redam Ketegangan Soal Taiwan Usai Telepon dengan Xi Jinping

Setelah pembicaraan telepon dengan Presiden China Xi Jinping, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan Jepang agar meredam retorika terkait Taiwan. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketegangan yang lebih besar di kawasan Asia Timur yang sensitif.

Dalam percakapan tersebut, Xi Jinping menegaskan klaim historis China atas Taiwan. Ia juga mengingatkan bahwa Washington dan Beijing memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga tatanan dunia.

Konteks Ketegangan Taiwan-Jepang-China
Beberapa hari sebelum panggilan tersebut, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi membuat pernyataan yang memicu kemarahan Beijing. Ia menyatakan bahwa serangan militer China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.

Reaksi Xi kepada Trump cukup tegas selama percakapan berlangsung selama setengah jam. Xi menekankan posisi keras China atas status pulau Taiwan yang menganut pemerintahan sendiri secara demokratis.

Upaya Meredam Ketegangan
Trump diduga memberi pesan kepada Jepang agar menahan diri dalam pidato dan tindakan yang dapat memperburuk situasi. Ini menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi eskalasi militer di wilayah yang strategis tersebut.

Para analis mengatakan bahwa manajemen komunikasi antara AS, China, dan Jepang menjadi kunci untuk menghindari konflik terbuka. Salah satu sumber mengatakan, "Trump tampak mendengarkan dengan serius dan paham akan sensitifitas masalah Taiwan dalam hubungan internasional."

Dampak pada Hubungan Internasional
Panggilan telepon ini menandai dinamika baru dalam hubungan trilateral yang kompleks. Beijing ingin menegaskan kekuasaannya, sementara Washington berupaya menjaga keseimbangan regional. Jepang, sebagai sekutu AS, harus berhati-hati agar tidak memperuncing ketegangan dengan China.

Berbagai pihak kini memperhatikan apakah diplomasi serupa akan berlanjut untuk meredam potensi konflik militer di kawasan. Situasi ini juga menjadi perhatian para pemimpin dunia yang ingin menjaga stabilitas global dan perdagangan internasional.

Baca selengkapnya di: www.wsj.com
Exit mobile version