Amerika Serikat telah menyita sebuah kapal tanker minyak besar di perairan dekat Venezuela pada Rabu, 10 Desember 2025. Aksi ini dilakukan oleh pasukan khusus AS sebagai langkah peningkatan tekanan terhadap pemerintah Presiden Nicolás Maduro.
Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kapal tanker tersebut merupakan yang terbesar yang pernah disita. Ia menegaskan penyitaan dilakukan karena alasan yang "sangat baik," meski tidak merinci lebih lanjut mengenai operasi ini.
Operasi Penegakan Hukum oleh Pasukan AS
Operasi penyitaan dipimpin oleh Penjaga Pantai AS dan dibantu oleh Angkatan Laut. Kapal induk USS Gerald R. Ford yang baru tiba di Laut Karibia bulan lalu menjadi basis bagi helikopter yang menyerbu kapal tanker tersebut.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan anggota Penjaga Pantai turun menggunakan tali dari helikopter dan bergerak dengan senjata terhunus di atas kapal. Jaksa Agung Florida, Pam Bondi, mengungkapkan bahwa tanker tersebut sudah terkena sanksi AS karena diduga terlibat dalam jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing.
Respons Pemerintah Venezuela dan Presiden Maduro
Pemerintah Venezuela mengecam tindakan AS itu sebagai "pencurian terang-terangan dan pembajakan internasional." Dalam sebuah pernyataan resmi, mereka menuduh upaya agresi itu memang bertujuan merebut sumber daya alam Venezuela.
Pernyataan itu menegaskan, “Ini selalu tentang sumber daya alam kita, minyak kita, energi kita, sumber daya yang secara eksklusif milik rakyat Venezuela.” Presiden Nicolás Maduro sendiri diketahui sangat marah atas penyitaan ini dan mengecam AS dengan keras.
Konteks Ketegangan dan Kampanye Anti-Narkoba AS di Kawasan
Upaya penyitaan kapal ini merupakan kelanjutan dari kampanye militer AS untuk meningkatkan tekanan pada Venezuela dan memerangi penyelundupan narkoba di wilayah Laut Karibia dan Samudra Pasifik timur.
AS memperkuat kehadiran militernya di kawasan dengan armada kapal perang besar, termasuk kapal induk USS Gerald R. Ford. Selain operasi penyitaan kapal, AS juga telah melakukan beberapa serangan terhadap kapal-kapal yang dicurigai membawa narkoba.
Meski demikian, pendekatan ini mendapat sorotan dan pengawasan lebih ketat dari Kongres AS yang khawatir dengan eskalasi ketegangan di kawasan. Pemerintah Trump tampak fokus menjaga tekanan maksimal terhadap pemerintahan Maduro yang telah didakwa di pengadilan AS dengan tuduhan terorisme narkoba.
Dampak Potensial terhadap Hubungan Bilateral dan Ekonomi
Penyitaan kapal tanker minyak ini berpotensi memperburuk hubungan antara AS dan Venezuela yang selama ini sudah tegang. Venezuela adalah salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, sehingga kontrol atas sumber daya ini sangat strategis.
Selain itu, tindakan penyitaan minyak juga dapat memicu ketidakstabilan suplai energi di kawasan serta memperburuk kondisi ekonomi Venezuela yang sedang kesulitan akibat sanksi dan tekanan internasional.
Operasi ini menjadi contoh nyata bagaimana ketegangan politik dan keamanan internasional dapat berdampak langsung pada sektor energi dan hubungan diplomatik. Pemerintah Venezuela menegaskan bahwa mereka akan terus menentang tindakan AS yang dinilai merugikan kedaulatan bangsa dan rakyatnya.
Dalam beberapa pekan ke depan, publik internasional dan pelaku pasar minyak kemungkinan akan terus memantau perkembangan situasi ini. Informasi resmi dari kedua belah pihak dan reaksi komunitas dunia menjadi kunci untuk melihat arah penyelesaian konflik yang semakin memanas ini.
