Menlu Iran Tegaskan: Amerika Tidak Pernah Jadi Negosiator yang Jujur dalam Diplomasi

Shopee Flash Sale

Menteri Luar Negeri Iran Singgung Ketidakpercayaan Terhadap Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya tidak pernah mempercayai Amerika Serikat sebagai negosiator yang jujur. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan al-Jazeera pada Sabtu, 13 Desember 2025, di tengah ketegangan regional yang terus meningkat.

Menurut Araghchi, Amerika Serikat tidak jujur dalam berbagai hal dan hal ini membuat sulit untuk mempercayainya dalam proses negosiasi. Sikap skeptis ini mencerminkan ketidakpercayaan mendalam Iran terhadap niat Amerika di kancah internasional.

Kondisi Ketegangan dan Ancaman Perang

Araghchi juga menanggapi Perang 12 Hari yang dilancarkan oleh rezim Israel terhadap Iran. Ia mengungkapkan bahwa pemerintahnya terus memantau situasi dengan serius dan memperkirakan ada kemungkinan serangan lanjutan dari Israel. Ia menyebut bahwa ancaman tersebut lebih dari sekadar taktik militer, melainkan juga cara untuk melakukan perang psikologis.

Perang psikologis ini memiliki tujuan menciptakan rasa takut di kalangan rakyat Iran sebagai bagian dari konflik yang lebih luas. Araghchi menilai bahwa ketakutan ini dimanfaatkan untuk melemahkan semangat masyarakat dalam menghadapi tekanan regional.

Iran Siap Hadapi Segala Situasi, Namun Pilih Diplomasi

Meski menghadapi ancaman nyata, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak ingin terjerumus dalam perang terbuka. Ia berkata bahwa Angkatan Bersenjata dan rakyat Iran siap membela negara jika situasi memaksa. Namun, prioritas Iran adalah menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi yang damai.

Menurutnya, kekuatan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan dari kemampuan militer. Perusakan secara fisik seperti pengeboman tidak akan mampu menghancurkan teknologi, pengetahuan, dan kehendak rakyat secara keseluruhan.

Sanksi dan Pemboikotan: Rakyat Iran Bertahan Kuat

Araghchi mengingatkan bahwa rakyat Iran sudah lama menghadapi sanksi dan pemboikotan internasional tanpa ada solusi nyata. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak ada jalan lain kecuali membuka ruang negosiasi dan diplomasi demi tercapainya solusi berkelanjutan. Ketahanan Iran saat ini sangat bergantung pada rakyatnya sendiri.

Ia juga meminta Amerika Serikat untuk menghormati pilihan rakyat Iran dan sistem yang telah dipilih tanpa campur tangan asing. Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas Iran dalam mempertahankan kedaulatan nasional.

Fakta Penting dari Wawancara Abbas Araghchi

  1. Iran tidak pernah percaya pada Amerika Serikat sebagai negosiator jujur.
  2. Ancaman militer dari Israel dianggap sebagai bagian dari perang psikologis.
  3. Iran ingin menyelesaikan konflik melalui diplomasi, bukan perang.
  4. Kekuatan bangsa tidak hanya bisa dihancurkan melalui serangan militer.
  5. Sanksi dan pemboikotan tidak melemahkan ketahanan rakyat Iran.
  6. Iran mengutamakan kedaulatan rakyat dan menolak campur tangan asing.

Ketegangan di wilayah Timur Tengah masih terus memanas dengan ancaman dari rezim Israel dan ketidakpercayaan Iran terhadap Amerika Serikat sebagai mediator. Namun, Iran tetap memegang teguh jalur diplomasi dan kesiapannya untuk mempertahankan negara bila diperlukan. Pandangan tegas Abbas Araghchi mencerminkan dinamika kompleks dalam hubungan internasional yang melibatkan kepentingan strategis dan politik kawasan.

Berita Terkait

Back to top button