Australia Luncurkan Program ‘Buyback’ Senjata Api Setelah Insiden Penembakan di Pantai Bondi

Shopee Flash Sale

Pemerintah Australia mengumumkan program pembelian kembali senjata api (buyback) dalam skala besar. Kebijakan ini sebagai respons terhadap penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada pertengahan Desember 2025.

Perdana Menteri Anthony Albanese menyatakan bahwa upaya ini bertujuan untuk menghapus senjata api berlebihan dari masyarakat. Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan warga suburbia Sydney memiliki enam senapan berdaya tinggi sekaligus.

Program buyback akan membayar pemilik senjata yang menyerahkan senjata mereka. Pemerintah juga akan melarang atau menganggap ilegal jenis senjata baru yang masuk kategori berbahaya.

Skema ini menjadi langkah paling signifikan sejak era Perdana Menteri John Howard pada 1996. Saat itu, Australia memperketat regulasi senjata pasca-tragedi penembakan Port Arthur yang menewaskan 35 orang.

Kabinet Nasional yang terdiri dari pimpinan tingkat federal dan negara bagian menyetujui langkah ini dengan suara bulat. Mereka sedang mengeksplorasi berbagai opsi pembatasan, termasuk:

1. Mempercepat penerapan registrasi senjata api nasional
2. Membatasi jumlah senjata per individu
3. Menetapkan kewarganegaraan Australia sebagai syarat memperoleh izin senjata
4. Membatasi jenis senjata api yang legal

Menteri Dalam Negeri Tony Burke menegaskan program buyback adalah pondasi utama kebijakan baru ini. “Ini memungkinkan kita memberlakukan pembatasan lain yang diperlukan,” ujarnya seperti dikutip ABC.

Tragedi di Pantai Bondi terjadi pada 14 Desember 2025. Pelaku penembakan Sajid Akram dan putranya melepaskan tembakan, menewaskan 15 orang. Insiden ini menjadi salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Australia.

Penembakan tersebut mengungkap celah dalam undang-undang yang memungkinkan kepemilikan senapan tinggi lebih dari satu. Albanese menyoroti pentingnya menutup celah hukum agar kasus serupa tidak terulang.

Pemerintah juga meluncurkan reformasi undang-undang ujaran kebencian setelah insiden ini. Reformasi tersebut berfokus pada penurunan ambang batas untuk tuntutan hukum terkait ujaran kebencian.

Sebagai bagian dari penghormatan, pemerintah menetapkan hari refleksi nasional pada 21 Desember pukul 18.47 waktu setempat. Masyarakat diimbau menyalakan lilin mengenang korban penembakan tersebut.

Sehari sebelumnya, ratusan warga kembali berkumpul di Pantai Bondi. Para peselancar dan perenang membentuk lingkaran di atas ombak sebagai simbol solidaritas dan mengusir duka.

Jason Carr, seorang konsultan keamanan yang ikut dalam aksi di Pantai Bondi, menyatakan, “Kami ingin membawa kembali cahaya ke tempat ini.” Ia menambahkan, “Kejahatan tidak boleh menghentikan kita hidup dan berkomunitas.”

Program pembelian kembali senjata ini menjadi tanda bahwa Australia serius memperkuat pengendalian senjata api. Langkah ini sekaligus mengukuhkan tradisi ketat dalam regulasi senjata sebagai pencegahan bencana keamanan di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button