Tokoh Agama Palestina Tanggapi Krisis Berat di Gaza dan Tepi Barat dengan Tegas

Pemimpin gereja Palestina baru-baru ini merespons keras situasi genosida yang terjadi di Gaza dan kondisi sulit di Tepi Barat. Sekitar 300 orang, termasuk warga Palestina dan peserta internasional, berkumpul di Betlehem untuk meluncurkan dokumen Kairos Palestina kedua berjudul Momen Kebenaran, Iman di Masa Genosida.

Pertemuan ini dipimpin oleh para Patriark dan Kepala Gereja Palestina serta diselenggarakan oleh Kairos Palestina, sebuah gerakan ekumenis Kristen yang mengadvokasi kebebasan dan keadilan tanpa kekerasan. Dokumen setebal 14 halaman itu diterbitkan sebagai respons atas perang genosida di Gaza serta kondisi apartheid dan pembersihan etnis di Tepi Barat yang memburuk.

Kondisi Gaza dan Tepi Barat

Dokumen mencatat bahwa perang telah menimbulkan ratusan ribu korban dan sekitar dua juta orang mengungsi. Infrastruktur penting seperti sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi hancur total. “Puluhan ribu anak-anak dibunuh dengan cara yang paling mengerikan,” tulis dokumen tersebut yang juga menyoroti kelaparan dan penghancuran sumber kehidupan di Gaza.

Kairos II mengungkap bahwa apa yang dialami Palestina merupakan wajah nyata dari ideologi Zionis yang membangun sistem apartheid terorganisasi. Dokumen ini juga menyebut genosida sebagai proses kumulatif dan dosa struktural terhadap kemanusiaan dan Tuhan.

Kritik Terhadap Zionisme Kristen

Salah satu poin signifikan adalah kritik terhadap Zionisme Kristen, yang dianggap sebagai distorsi teologis dan moral terhadap iman Kristen. Dokumen menyebut Zionisme Kristen sebagai ajaran yang mengajarkan rasisme, kolonialisme, dan supremasi etnis yang bertentangan dengan etika fundamental agama Kristen.

Kairos II menyerukan penghentian dialog dengan Zionisme Kristen karena ideologinya dinilai sebagai penyebar kebencian dan ketidakadilan yang harus dimintai pertanggungjawaban secara moral dan gerejawi.

Kekerasan dan Diskriminasi di Tepi Barat

Tingkat kekerasan pemukim ilegal Israel di Tepi Barat semakin meningkat. Pemukim melakukan penghancuran tanaman dan perampasan sumber air di bawah perlindungan militer Israel. Sementara itu, warga Palestina di wilayah Israel menghadapi diskriminasi sistemik dan kriminalisasi kebebasan berekspresi.

Dokumen juga menyoroti pengusiran sistematis komunitas Badui dan masalah internal Palestina seperti perpecahan politik dan korupsi yang memperparah penderitaan rakyat.

Seruan untuk Aksi Global dan Solidaritas

Kairos II mengajak komunitas internasional dan umat Kristen di seluruh dunia untuk menekan pemerintah masing-masing agar mengisolasi Israel. Mereka menuntut pertanggungjawaban hukum dan ganti rugi bagi rakyat Palestina, termasuk rekonstruksi Gaza dan pemulangan pengungsi ke tanah air.

Dokumen ini juga mengundang semua orang dari berbagai agama dan keyakinan untuk bersatu dalam koalisi global melawan ketidakadilan dan tirani. Kairos II memberikan pengakuan khusus kepada aktivis Yahudi yang menolak perang dan ideologi Zionisme atas dasar kemanusiaan dan moral.

Iman di Tengah Genosida

Dokumen menegaskan pentingnya iman Kristen Palestina dan menunjukkan bahwa solusi politik tidak akan berhasil tanpa pengakuan ketidakadilan historis. “Yang dibutuhkan adalah tindakan dan perlindungan internasional,” tulis Kairos II, menegaskan solusi harus didasarkan pada keadilan dan hak menentukan nasib sendiri.

Dr. Muna Mushahwer, anggota dewan Kairos Palestina, menyatakan bahwa kemarahan yang dirasakan komunitasnya adalah panggilan untuk keteguhan dan kebenaran. Iman di Masa Genosida ini diharapkan sejajar dengan dokumen-dokumen pengakuan penting dalam sejarah dunia seperti Deklarasi Barmen dan Surat Martin Luther King Jr. dari Penjara Birmingham.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button