Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirim surat resmi kepada Presiden Israel Isaac Herzog. Surat tersebut berisi permohonan agar Herzog mempertimbangkan pemberian grasi terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang tengah menghadapi kasus dugaan korupsi.
Trump menegaskan bahwa meskipun ia menghormati independensi sistem peradilan Israel, kasus yang menimpa Netanyahu sangat politis dan tidak adil. Pernyataan ini diungkapkan Trump dalam suratnya yang kemudian dirilis ke publik oleh kantor pemerintahan Herzog pada 13 November 2025, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Desakan Trump untuk Pengampunan Netanyahu
Dalam suratnya, Trump meminta Herzog untuk melihat kembali kasus yang sudah membelit Netanyahu sejak tahun 2019. Netanyahu didakwa atas tiga kasus korupsi, termasuk menerima hadiah senilai US$ 211.832 atau sekitar Rp 3,5 miliar dari para pengusaha. Trump menilai tuduhan ini telah dipolitisasi dan harus diberikan grasi agar Netanyahu bisa terbebas.
Kantor kepresidenan Israel menegaskan bahwa proses pengajuan grasi harus dilakukan sesuai prosedur resmi dan ketentuan hukum yang berlaku. Tidak ada perlakuan istimewa tanpa memenuhi aturan yang ada.
Dukungan Trump dan Respons Netanyahu
Trump dikenal sebagai sekutu dekat Netanyahu selama bertahun-tahun. Ia bahkan kerap mengungkapkan dukungan publik terhadap Netanyahu terutama saat mantan perdana menteri tersebut menghadapi tekanan hukum. Surat dukungan Trump kali ini mempertegas posisi kuat Amerika Serikat sebagai pendukung Netanyahu.
Netanyahu sendiri menyambut baik dukungan dari Trump. Melalui akun resmi di platform X, Netanyahu menyatakan rasa terima kasihnya kepada Trump atas dukungan yang dianggapnya sangat berarti. "Terima kasih Presiden Trump atas dukungan luar biasa dari Anda," kata Netanyahu dalam postingannya.
Ia menyebut dukungan dari Trump memberi semangat kuat untuk terus mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan Israel. Netanyahu berharap kerjasama ini bisa memperkokoh keamanan dan memperluas perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Fakta Kasus Korupsi Netanyahu
- Netanyahu didakwa dalam tiga kasus berbeda sejak 2019.
- Salah satu tuduhan utama adalah penerimaan hadiah berupa uang dan barang senilai lebih dari Rp 3,5 miliar.
- Ia membantah semua tuduhan tersebut dan menyatakan dirinya tidak bersalah.
- Persidangan berlangsung panjang dan menarik perhatian internasional.
- Perlakuan hukum terhadap Netanyahu dianggap kontroversial oleh sejumlah pihak, termasuk Trump.
Prosedur Grasi di Israel
Israel memiliki mekanisme formal bagi siapa saja yang ingin mengajukan permohonan grasi kepada presiden. Prosedur ini diatur oleh hukum dan harus dilalui secara resmi agar bisa diproses. Tidak ada grasi yang bisa diberikan secara langsung tanpa memenuhi prasyarat tersebut.
Permohonan grasi biasanya melewati pertimbangan beberapa aspek penting, termasuk dampak hukum dan politik. Oleh sebab itu, surat Trump lebih bersifat permohonan politis daripada instruksi resmi.
Dukungan Trump untuk Netanyahu mencerminkan dinamika hubungan politik antara Amerika Serikat dan Israel yang selama ini berlangsung erat. Ke depan, keputusan Herzog terkait grasi Netanyahu akan menguji keseimbangan antara kedaulatan hukum dan tekanan politik internasional.
Kasus ini juga memicu perdebatan tentang bagaimana integritas sistem peradilan bagi tokoh tinggi negara dapat dipertahankan di tengah tekanan politik. Surat Trump menjadi salah satu episode penting yang mencerminkan kompleksitas isu tersebut.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





