Menelisik Shwe Kokko Myanmar: Proyek Kontroversial She Zhijiang Raja Judi-Scam Asia Tenggara

Shopee Flash Sale

Menelisik Shwe Kokko di Myanmar, Proyek Kontroversial She Zhijiang Raja Judol-Scam Asia Tenggara

She Zhijiang, warga negara China, dikenal sebagai tokoh besar di balik jaringan judi online dan penipuan daring di Asia Tenggara. Setelah buron lebih dari satu dekade, ia akhirnya diekstradisi dari Bangkok ke China pada tahun 2025.

She ditangkap di Thailand pada 2022 berdasarkan surat perintah internasional dan red notice Interpol atas permintaan China. Pengadilan Thailand memutuskan ekstradisinya pada Mei 2024 dan tetap ditegaskan walau sempat diajukan banding.

Letnan Jenderal Polisi Jirabhop Bhuridej menyatakan bahwa China menempatkan kasus She sebagai prioritas tinggi dalam pemberantasan kejahatan siber.

Shwe Kokko, Basis Operasi She Zhijiang

Shwe Kokko adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan Myanmar dan Thailand. Lokasi ini menjadi pusat aktivitas ilegal seperti penipuan online, pencucian uang, dan perdagangan manusia.

Proyek pembangunan Shwe Kokko dimulai sejak 2017 oleh perusahaan milik She Zhijiang, Yatai. Kawasan ini dipromosikan sebagai resort city dan tempat tinggal aman bagi wisatawan asal China serta para konglomerat.

Namun, letak geografis Shwe Kokko yang berada di zona larangan dan sulit dijangkau membuat akses menuju kota tersebut penuh risiko. Perjalanan dari ibu kota Myanmar bisa memakan waktu hingga tiga hari dengan melewati pos pemeriksaan ketat.

Selain jalur Myanmar, Shwe Kokko dapat ditempuh melalui Thailand. Namun, jalur ini membutuhkan perencanaan matang agar tidak ketahuan patroli polisi dan tentara Thailand.

Fasilitas dan Citra Kota

Di Shwe Kokko, vila mewah dan pepohonan yang tertata rapi tampak seperti kota kecil di China. Tulisan huruf Mandarin terlihat di gedung-gedung, dan truk berbasis Tiongkok terlihat sibuk membawa material konstruksi.

Kota ini juga memiliki hotel dan kasino, memperkuat citra sebagai kawasan yang menonjolkan aktivitas hiburan namun dengan latar belakang ilegal.

Kontroversi dan Sanksi Internasional

She Zhijiang dan Yatai mendapatkan sanksi dari pemerintah Inggris dan Amerika Serikat. Mereka dianggap terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia dalam kompleks-kompleks penipuan di Shwe Kokko.

Dalam wawancara ketika berada di penjara tahun 2025, She membantah dukungan perusahaan terhadap kejahatan telekomunikasi. Ia mengakui bahwa pelaku penipuan beroperasi di Shwe Kokko karena kota tersebut terbuka tanpa pengawasan ketat.

Pada September 2025, Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ke sembilan perusahaan dan individu atas keterlibatan mereka dalam jaringan penipuan dan perdagangan manusia di Shwe Kokko.

Hari yang sama, kelompok milisi Myanmar seperti Democratic Karen Benevolent Army (DKBA) juga dikenakan sanksi karena mendukung operasi penipuan siber. Mereka dituduh memanfaatkan wilayah yang dikuasai untuk menargetkan warga Amerika Serikat.

Wilayah Perbatasan Pusat Aktivitas Penipuan Online

Perbatasan antara Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja menjadi hotspot penipuan online sejak pandemi Covid-19. Laporan PBB menyebutkan miliaran dolar dihasilkan dari eksploitasi pekerja yang dipaksa bekerja di kompleks penipuan tersebut.

Ratusan ribu orang menjadi korban perdagangan manusia, sebagian besar dipaksa beroperasi di pusat-pusat penipuan di wilayah konflik Myanmar. Sindikat kriminal memanfaatkan ketidaktentuan politik dan kendali militer untuk menjalankan aktifitas ilegal ini.

She Zhijiang dan proyek Shwe Kokko mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Asia Tenggara dalam menghadapi operasi perjudian dan penipuan daring lintas negara. Upaya penegakan hukum internasional terus dilakukan untuk membongkar jaringan tersebut secara tuntas.

Berita Terkait

Back to top button