Jejak Sejarah Hubungan Turki-Indonesia Terkuak di Museum Tekstil Jakarta: Fakta dan Fakta Menarik

Shopee Flash Sale

Hubungan diplomatik antara Turki dan Indonesia telah mencapai usia 75 tahun dan meninggalkan jejak sejarah yang mendalam di ibukota Jakarta. Pemasangan plakat peringatan di Museum Tekstil Jakarta menjadi bukti nyata keberadaan jejak tersebut serta hubungan historis yang melampaui periode modern.

Museum Tekstil yang berlokasi di Jakarta dulunya berfungsi sebagai kantor serta kediaman Konsulat Kehormatan Ottoman pertama di Batavia pada akhir abad ke-19. Konsulat Jenderal Ottoman mulai beroperasi secara resmi di Batavia pada tahun 1881-1882, dengan Sayyid Abdulaziz Al-Bagdadi ditunjuk sebagai Konsul Kehormatan ad interim.

Hubungan Bersejarah Turki dan Indonesia

Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Kucukcan, menegaskan bahwa hubungan kedua negara tidak hanya dinilai dari sisi diplomasi modern, tetapi berakar pada sejarah hampir lima abad. Dukungan Kekaisaran Ottoman terhadap Kesultanan Aceh pada abad ke-16 menjadi salah satu tonggak awal kerjasama bilateral yang penting.

Menurut Talip Kucukcan, dokumen arsip Ottoman mencatat bahwa Kesultanan Aceh meminta bantuan untuk melawan tekanan Portugis di wilayah Nusantara. Hal ini menandai awal interaksi sosial dan politik kedua wilayah yang terus berkembang hingga kini.

Pentingnya jejak sejarah ini mendorong Kedutaan Besar Turki di Jakarta melakukan upaya memperkuat kembali hubungan historis melalui penunjukan Konsul Kehormatan ad interim dan pemasangan plakat penghargaan khusus bagi Sayyid Aziz Effendi sebagai sosok kunci sejarah tersebut.

Peran Museum Tekstil dalam Mengekspose Sejarah

Museum Tekstil berperan penting sebagai lokasi yang menyimpan fakta sejarah konsulat Ottoman di Indonesia. Pemasangan plakat peringatan secara resmi pada 18 November menjadi simbol penghargaan terhadap hubungan panjang kedua negara.

"Dengan adanya plakat ini, kita mengingat kembali perjalanan hubungan yang bermakna dan harus dihargai selama berabad-abad," ujar Dubes Talip Kucukcan dalam acara peresmian. Arsip konsuler yang tersimpan di Istanbul juga memuat laporan lengkap dari kantor konsuler di Batavia sejak tahun 1881.

Direktur Museum Tekstil, Sri Kusumawati, menyambut baik inisiatif tersebut dan menilai gedung museum memiliki nilai historis yang tinggi. Ia berharap kolaborasi kebudayaan antara Indonesia dan Turki dapat terus dikembangkan, terutama dengan penguatan kerja sama antar museum dan pusat kebudayaan Turki di Jakarta.

Fakta Penting Sejarah Diplomat Ottoman di Batavia

  1. Konsulat Jenderal Ottoman dibuka ad interim di Batavia pada tahun 1881-1882.
  2. Sayyid Abdulaziz Al-Bagdadi menjadi Konsul Kehormatan pertama di kantor tersebut.
  3. Bangunan yang kini Museum Tekstil berfungsi sebagai kantor konsuler hingga tahun 1923.
  4. Arsip laporan konsuler dari Jakarta ke Istanbul tersimpan lengkap dalam dokumen Ottoman.
  5. Hubungan historis dimulai sejak abad ke-16, khususnya melalui dukungan Ottoman kepada Kesultanan Aceh.

Upaya memperingati 75 tahun hubungan diplomatik ini tidak hanya memperkuat hubungan politik, tetapi juga membuka peluang penelitian ilmiah lebih lanjut. Dubes Talip Kucukcan mengajak para sejarawan Turki dan Indonesia untuk bersama-sama meneliti arsip-arsip yang relevan agar dapat memperkaya pemahaman tentang hubungan sosial, politik, dan ekonomi kedua bangsa.

Pemasangan plakat di Museum Tekstil pun menjadi titik awal bagi kolaborasi sejarah dan budaya yang lebih intensif. Langkah ini memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk mengenal dan mengapresiasi landasan masa lalu dalam hubungan bilateral Turki dan Indonesia yang telah terjalin selama berabad-abad.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button