Serangan jantung bisa terjadi kapan saja dan sering kali dipicu oleh kebiasaan sehari-hari yang dianggap sepele. Menurut data yang dikutip dari American Heart Association (AHA), faktor perilaku seperti pola makan buruk dan kurang aktivitas fisik menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular.
Memahami kebiasaan yang memicu serangan jantung penting untuk mencegah risiko tersebut. Beberapa kebiasaan umum yang bahkan mungkin tidak disadari dapat meningkatkan kemungkinan penderita mengalami serangan jantung mendadak.
Kebiasaan 1: Konsumsi Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Garam
Mengonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh dan garam berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah. Hal ini menyebabkan penumpukan plak di arteri, mempersempit pembuluh darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Data dari penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang buruk berkontribusi besar terhadap kejadian penyakit jantung. Mengganti makanan olahan dengan sayur dan buah segar sangat disarankan oleh para ahli.
Kebiasaan 2: Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama yang dapat memicu serangan jantung dengan cepat. Zat kimia dalam rokok merusak lapisan pembuluh darah dan menghambat aliran darah yang sehat.
Menurut laporan WHO, perokok memiliki dua hingga empat kali risiko lebih besar mengalami serangan jantung dibanding non-perokok. Berhenti merokok signifikan menurunkan risiko ini.
Kebiasaan 3: Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurang bergerak menyebabkan kondisi obesitas dan tekanan darah tinggi. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko utama yang mendukung terjadinya serangan jantung.
Menurut American Heart Association, melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit kardiovaskular.
Kebiasaan 4: Stres Berkepanjangan
Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol yang berkepanjangan, membuat tekanan darah naik dan meningkatkan peradangan di pembuluh darah. Kondisi ini memicu gangguan fungsi jantung hingga berpotensi menyebabkan serangan.
Penelitian menunjukkan bahwa stres emosional dan psikologis berkaitan erat dengan kejadian serangan jantung, terutama bagi mereka yang sudah memiliki faktor risiko lain.
Kebiasaan 5: Pola Tidur Buruk
Gangguan tidur seperti kurang durasi atau kualitas tidur yang buruk juga bisa memicu risiko penyakit jantung. Tidur yang tidak cukup dikaitkan dengan kenaikan tekanan darah dan peradangan.
Riset membuktikan bahwa orang dengan gangguan tidur memiliki 30-40% risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan yang cukup tidur. Mengatur pola tidur adalah langkah preventif penting.
Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan
- Konsumsi makanan sehat rendah lemak jenuh, garam, dan gula.
- Berhenti merokok dan jauhi lingkungan perokok.
- Lakukan aktivitas fisik rutin minimal 150 menit per minggu.
- Kelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi dan olahraga ringan.
- Pastikan tidur cukup antara 7 sampai 8 jam setiap malam.
Menjaga pola hidup sehat merupakan cara efektif untuk mengurangi risiko serangan jantung. Menurut data dari WHO, penyakit jantung tetap menjadi pembunuh nomor satu di dunia, sehingga pencegahan merupakan kunci utama.
Menghindari kebiasaan buruk dan memperbaiki gaya hidup dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesehatan jantung. Kesadaran dan tindakan sejak dini sangat dianjurkan untuk mengurangi angka kematian akibat serangan jantung.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com