4 Kebiasaan Sepele yang Tak Disadari Memicu Risiko Anak Stunting, Wajib Diwaspadai!

Shopee Flash Sale

Kasus anak stunting masih menjadi perhatian utama di Indonesia dengan prevalensi mencapai 19,8 persen menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2024. Stunting menunjukkan kondisi pertumbuhan tinggi badan anak yang terhambat dan tidak sesuai dengan usianya, berimbas pada perkembangan otak dan kesehatan jangka panjang.

Seringkali penyebab stunting berasal dari kebiasaan sehari-hari yang terlihat sederhana namun berdampak besar. Orang tua perlu mengenali beberapa kebiasaan sepele yang tanpa sadar bisa memicu risiko stunting pada anak.

1. Kurangnya pemahaman orang tua tentang gizi anak
Pengetahuan orang tua mengenai gizi anak masih terbatas, khususnya dalam memastikan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi sejak dalam kandungan dan 1.000 hari pertama kehidupan. ASI eksklusif selama enam bulan dan pemberian MPASI yang sesuai usia kerap tidak optimal karena kurangnya pemahaman tentang makanan sehat yang berdampak pada kurangnya asupan nutrisi anak.

Selain itu, ketidakpahaman terhadap efek konsumsi alkohol selama kehamilan juga dapat membahayakan perkembangan janin, termasuk memicu sindrom alkohol janin yang memperlambat pertumbuhan fisik dan otak bayi.

2. Infeksi berulang yang tidak ditangani dengan baik
Infeksi yang terjadi secara berulang, terutama pada bayi dan balita, akan membuat tubuh membutuhkan energi ekstra untuk pemulihan. Jika energi dan nutrisi tidak tercukupi, anak berisiko mengalami gizi buruk yang pada akhirnya memicu stunting.

Kebiasaan tidak menjaga kebersihan makanan atau kurang ketelitian dalam persiapan makanan turut berkontribusi meningkatkan risiko infeksi tersebut.

3. Sanitasi buruk dan akses air bersih terbatas
Kondisi sanitasi yang kurang layak menjadi pemicu utama masalah kesehatan seperti diare dan infeksi cacing pada anak-anak. Penggunaan air yang tidak bersih serta fasilitas sanitasi yang terbatas menyebabkan gangguan pencernaan.

Gangguan ini menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh anak sehingga meningkatkan potensi stunting. Sanitasi yang buruk juga mempermudah penyebaran penyakit yang melemahkan sistem imun anak.

4. Terbatasnya akses layanan kesehatan
Di wilayah tertentu, keterbatasan fasilitas kesehatan membuat orang tua sulit melakukan pemeriksaan rutin dan mendapatkan edukasi gizi. Hal ini menghambat deteksi masalah gizi sejak dini dan pengobatan yang tepat waktu.

Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk memberikan informasi nutrisi, memantau tumbuh kembang anak, serta memberikan solusi untuk masalah kesehatan yang ditemukan.

Memahami kebiasaan yang tampak sederhana namun berisiko terhadap stunting adalah kunci dalam pencegahan. Orang tua disarankan untuk memperhatikan asupan gizi selama kehamilan dan masa menyusui, memastikan pemberian ASI dan MPASI yang tepat.

Jaga kebersihan makanan dan lingkungan agar anak terhindar dari infeksi berulang yang juga mempengaruhi penyerapan gizi. Memastikan akses air bersih dan sanitasi sehat juga menjadi aspek penting untuk melindungi anak dari penyakit yang memicu stunting.

Selain itu, rutin mengunjungi fasilitas kesehatan membantu memonitor tumbuh kembang anak dan mendapat edukasi nutrisi secara berkala. Langkah-langkah sederhana ini memberikan peluang besar bagi anak untuk tumbuh sehat dan berkembang optimal tanpa hambatan stunting.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button