Hujan di Jakarta Bawa Mikroplastik Berbahaya, Bukan Sekadar Kabut Asap Saja

Mikroplastik Turun Bersama Hujan di Jakarta

Jakarta kini menghadapi ancaman baru dari polusi mikroplastik yang tercampur dalam air hujan. Penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa setiap meter persegi hujan di ibu kota mengandung rata-rata 15 partikel mikroplastik. Kondisi ini menunjukkan bahwa pencemaran plastik tidak hanya terjadi di darat atau laut, tetapi juga turun langsung dari langit.

Sumber Mikroplastik dari Aktivitas Sehari-hari

Mikroplastik yang tercampur dalam hujan ini berasal dari berbagai aktivitas manusia. Serat pakaian sintetis yang terlepas saat mencuci menjadi salah satu penyumbang utama. Selain itu, debu ban kendaraan yang tergerus saat melintas di jalanan dan sisa pembakaran sampah plastik juga menjadi sumber partikel plastik mikroskopis ini. Angin membawa partikel-partikel ini ke udara dan bercampur dengan uap air, sehingga saat hujan turun, mikroplastik ikut terbawa kembali ke permukaan tanah.

Bahaya dari Partikel Mikroplastik Bukan Airnya

Masyarakat sering kali merasa aman saat hujan turun karena air dianggap membersihkan udara. Namun, yang perlu diwaspadai sebenarnya adalah mikroplastik yang "menumpang" pada tetesan air hujan tersebut. Mikroplastik ini dapat membawa zat kimia berbahaya seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat. Kandungan kimia ini memiliki potensi merusak jaringan tubuh manusia jika terus terpapar.

Ancaman Kesehatan dari Mikroplastik dalam Tubuh

Riset internasional menunjukkan keberadaan mikroplastik pada organ tubuh manusia sudah tidak dapat dihindari. Partikel kecil ini dilaporkan dapat masuk ke aliran darah, menempel di paru-paru, sistem pencernaan, bahkan ditemukan dalam plasenta ibu hamil. Paparan berkelanjutan terhadap mikroplastik berpotensi mengganggu kesehatan, termasuk perkembangan janin.

Sumber Paparan Mikroplastik Terbesar

Meski hujan membawa mikroplastik, paparan terbesar sebenarnya berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Banyak produk makanan dan minuman kemasan mengandung partikel plastik kecil yang ikut termakan tanpa disadari. Penggunaan botol plastik sekali pakai dan wadah plastik untuk makanan panas memperbesar risiko masuknya mikroplastik ke tubuh manusia.

Upaya Mengurangi Paparan Mikroplastik

Penanggulangan masalah mikroplastik memerlukan peran aktif dari masyarakat. Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan:

  1. Gunakan botol minum pribadi dan hindari membeli air kemasan plastik secara berlebihan.
  2. Bawa wadah makan sendiri ketika membeli makanan di luar agar mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
  3. Hindari membakar sampah plastik sembarangan untuk mengurangi partikel plastik yang terlepas ke udara.
  4. Pilih produk yang lebih ramah lingkungan dan minim penggunaan plastik sintetis.

Kesadaran dan tindakan personal menjadi kunci penting untuk meminimalkan dampak negatif mikroplastik yang kini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga air hujan di Jakarta. Penelitian BRIN mengingatkan, permasalahan mikroplastik bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga kesehatan yang harus segera ditangani bersama.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version