
Kasus influenza H3N2 di China menunjukkan peningkatan tajam yang menyebabkan banyak rumah sakit kewalahan menangani pasien. Lonjakan kasus ini terutama dikhawatirkan pada anak-anak yang lebih rentan mengalami gejala parah.
Virus H3N2 merupakan bagian dari keluarga influenza A yang memiliki sifat menular tinggi. Meskipun tidak seberat virus H1N1, H3N2 tetap berisiko cukup tinggi dan telah tercatat sebagai penyebab kematian flu terbanyak dalam beberapa musim di masa lalu.
Gejala Influenza H3N2 pada Bayi dan Balita
Untuk bayi dan balita, gejala influenza H3N2 biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat meliputi:
- Demam tinggi secara mendadak
- Batuk kering yang mengganggu
- Sakit tenggorokan dan pilek
- Sakit kepala yang berlangsung terus-menerus
- Kelelahan dan rasa lemas yang berkepanjangan
- Sakit otot dan sendi
- Muntah dan diare, meskipun ini lebih jarang terjadi
Gejala ini membutuhkan perhatian serius karena daya tahan tubuh anak-anak cenderung lebih rendah, sehingga infeksi dapat berkembang menjadi komplikasi.
Pencegahan Infeksi H3N2
Pencegahan menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyebaran virus ini. Beberapa langkah yang sangat dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah:
- Vaksinasi influenza tahunan sebagai langkah pencegahan utama
- Menghindari kontak langsung dengan penderita flu
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Tidak menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut secara sembarangan
Langkah-langkah ini membantu mencegah virus memasuki tubuh dan mengurangi risiko penularan di lingkungan sekitar.
Penanganan Influenza H3N2 pada Anak
Pengobatan pada bayi dan balita fokus pada mengurangi gejala dan mendukung sistem imun tubuh untuk melawan infeksi. Berikut cara penanganan yang dianjurkan:
- Memberikan waktu istirahat yang cukup agar tubuh dapat pulih
- Memantau suhu tubuh dan memberi obat penurun demam sesuai dosis yang dianjurkan
- Penggunaan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu) sangat efektif jika diberikan dalam 48 jam pertama setelah gejala muncul
- Memastikan asupan cairan yang cukup untuk menjaga hidrasi, baik melalui ASI, susu formula, maupun air putih
Peneliti Peng Zhibin dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China menyatakan bahwa peningkatan infeksi ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir November 2025. Situasi ini menambah beban pada fasilitas kesehatan di berbagai wilayah termasuk Beijing dan Guangdong.
Walaupun vaksin tidak selalu 100% efektif karena adanya mutasi virus H3N2, imunisasi tetap memberikan perlindungan signifikan. Data dari musim flu 2014-2015 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mutasi virus mempengaruhi efektivitas vaksin, namun tidak menghilangkan manfaatnya secara keseluruhan.
Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Pendekatan pencegahan dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mengendalikan wabah dan meminimalkan risiko komplikasi akibat influenza H3N2.
Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com





