15 Bahan Kimia Berbahaya yang Sering Ditemukan BPOM pada Produk Kosmetik dan Makanan

Shopee Flash Sale

BPOM masih menemukan banyak produk kosmetik dan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Penemuan ini menandakan adanya pelaku usaha yang memasukkan zat medis ke dalam produk konsumsi dan kosmetik tanpa izin resmi.

Berikut 15 bahan kimia berbahaya yang paling sering ditemukan BPOM beserta risiko kesehatan yang ditimbulkan.

1. Merkuri
Merkuri banyak ditemukan pada krim pemutih murah dan kosmetik ilegal. Zat ini berisiko menyebabkan bintik hitam permanen (ochronosis), kerusakan saraf, otak, ginjal, hingga keracunan akut dan potensi kanker.

2. Hidrokuinon
Sering disalahgunakan sebagai bahan pemutih kulit dalam kosmetik ilegal. Risiko penggunaan hidrokuinon termasuk iritasi, rasa terbakar, kulit sangat sensitif, dan ochronosis.

3. Asam Retinoat (Tretinoin)
Dipakai pada produk jerawat dan peeling ilegal. Penggunaan dapat menyebabkan pengelupasan parah, kulit merah, sensitif terhadap sinar matahari, serta risiko cacat janin pada ibu hamil.

4. Steroid Topikal
Contoh steroid topikal berbahaya yang ditemukan adalah fluocinolone, mometason, klobetasol, dan triamsinolon. Steroid ini menyebabkan penipisan kulit, stretch mark, jerawat, gangguan hormon, dan berpotensi mengganggu pertumbuhan bayi.

5. Timbal (Pb)
Biasanya ditemukan pada lipstik, eyeliner, dan kosmetik dekoratif ilegal. Timbal dapat merusak otak dan sistem saraf, meningkatkan tekanan darah, menurunkan IQ anak, dan berpotensi menyebabkan kanker.

6. Pewarna Sintetis Berbahaya
Contohnya methanil yellow, merah K.3, rhodamin B, dan jingga K.1. Pewarna ini bersifat karsinogenik, merusak hati, menyebabkan iritasi kulit dan mata, serta dapat terakumulasi dalam tubuh.

7. Resorsinol
Kadang dicampur untuk produk jerawat atau pemutih. Risiko meliputi iritasi, dermatitis, methemoglobinemia (gangguan pengangkutan oksigen darah), kulit kebiruan (sianosis), dan gangguan ginjal serta hati.

8. Diethylene Glycol (DEG)
Merupakan kontaminan pada bahan baku seperti gliserin. DEG sangat toksik, dapat menyebabkan gagal ginjal, kerusakan hati, dan gangguan sistem saraf.

9. Arsen (As)
Sering menjadi pengotor pada bahan baku yang digunakan. Arsen berisiko menyebabkan gangguan pigmentasi, merusak organ pencernaan, saraf, ginjal, serta meningkatkan risiko kanker kulit dan paru-paru.

10. Antibiotik dan Antijamur dalam Kosmetik
Contohnya klindamisin, mikonazol, klotrimazol, dan terbinafin. Penggunaan dalam kosmetik berpotensi menyebabkan iritasi kulit, alergi, resistensi mikroba, dan efek samping sistemik bila terserap tubuh.

Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Produk Makanan dan Minuman

BPOM juga mengungkapkan adanya produk makanan dan minuman ilegal yang mengandung BKO, berisiko mengganggu kesehatan konsumen.

11. Allopurinol
Salah satu BKO yang disalahgunakan dalam jamu atau produk herbal penghilang pegal dan asam urat. Risiko utama meliputi gagal ginjal, gangguan metabolisme, dan efek obat keras tanpa pengawasan medis.

12. Deksametason
Sering ditemukan bersamaan dengan allopurinol dalam produk jamu yang menjanjikan efek cepat. Penggunaan dapat menurunkan imunitas, menimbulkan gangguan hormon, dan efek samping jangka panjang lainnya.

13. Parasetamol
Ditambahkan ilegal pada minuman serbuk dan produk herbal untuk pereda nyeri instan. Risiko kerusakan hati sangat tinggi jika dosis tidak dikontrol, apalagi bila konsumsi berulang dalam jangka panjang.

14. Sildenafil Sitrat
Bahan aktif obat kuat ini sering ditemukan dalam jamu instan atau minuman stamina pria. Penggunaan tanpa pengawasan dapat menyebabkan gangguan jantung dan tekanan darah turun drastis, berbahaya jika dikonsumsi bersama obat lain.

15. Asam Mefenamat
Obat antiinflamasi non-steroid yang kerap ditemukan dalam minuman herbal penghilang nyeri. Risiko yang dapat muncul antara lain iritasi lambung dan gangguan ginjal tanpa resep dokter.

Penemuan 15 bahan kimia berbahaya ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dan ketelitian konsumen ketika memilih produk kosmetik dan makanan. Konsumen sebaiknya selalu memeriksa ijin edar BPOM dan menghindari produk yang mencurigakan untuk menjaga kesehatan jangka panjang. BPOM secara rutin melakukan pengawasan demi melindungi masyarakat dari risiko kesehatan akibat bahan kimia berbahaya pada produk konsumsi.

Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button