Kemenkes: Setiap Tahun 350.000 Orang Meninggal Akibat Strok di Indonesia

Shopee Flash Sale

Kemenkes mencatat sekitar 350.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit strok di Indonesia. Data ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono dalam peluncuran program Jakarta Siaga Stroke 2026.

Strok merupakan penyebab kematian tertinggi di tanah air. Tidak hanya risiko kematian, pasien yang selamat juga rentan mengalami kecacatan permanen.

Pentingnya Penanganan Cepat

Penanganan strok harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam sejak gejala muncul. Waktu ini dikenal dengan istilah golden period yang sangat menentukan keberhasilan penyelamatan pasien.

Jika terlambat, risiko kematian dan cacat permanen akan meningkat drastis. Oleh karena itu, penanganan cepat menjadi fokus utama dalam penanggulangan strok.

Program Jakarta Siaga Stroke 2026

Pemerintah Provinsi Jakarta meluncurkan program Jakarta Siaga Stroke guna mempercepat penanganan strok darurat. Program ini menyiapkan 584 anggota pasukan putih yang sudah berpengalaman pada layanan disabilitas dan lanjut usia.

Jakarta dipilih sebagai pelopor karena statusnya sebagai smart city. Inovasi layanan kesehatan digital juga diterapkan untuk mendukung respons cepat strok.

Sistem Digital Mendukung Layanan Kesehatan

Pemprov Jakarta mengembangkan sistem digital bernama JakSimpus untuk menyederhanakan pelaporan dan meningkatkan efisiensi di puskesmas. Sistem ini akan diintegrasikan ke platform nasional SatuSehat dari Kemenkes.

Wamenkes Dante mengapresiasi langkah Jakarta dan mendorong daerah lain mencontoh program inovatif tersebut. Simplifikasi laporan dan penguatan teknologi dinilai efektif mempercepat penanganan strok.

Fakta dan Data Penting Strok di Indonesia

  1. Sebanyak 350.000 orang meninggal per tahun karena strok menurut data resmi Kemenkes.
  2. Golden period penanganan strok adalah 4,5 jam sejak gejala pertama muncul.
  3. Strok jadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
  4. Jakarta mengerahkan 584 petugas khusus untuk program Siaga Stroke 2026.
  5. Sistem JakSimpus bertujuan mempermudah pelaporan dan layanan di puskesmas.

Angka kematian yang tinggi dan dampak kecacatan pasca strok menunjukkan urgensi penanganan cepat dan tepat. Program inovatif seperti Jakarta Siaga Stroke dan penerapan teknologi digital bisa menjadi solusi signifikan.

Mengurangi angka kematian akibat strok memerlukan sinergi dari semua pihak. Edukasi masyarakat dan penguatan sistem kesehatan tetap jadi kunci untuk menangani strok secara efektif di masa depan.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button