Strok merupakan ancaman kesehatan serius yang sering disebut sebagai penyakit “silent killer” karena dapat menyebabkan kematian tiba-tiba tanpa gejala awal yang jelas. Di Indonesia, strok menjadi penyebab kematian sekitar 350.000 orang setiap tahun, menurut data Kementerian Kesehatan. Di Amerika Serikat, strok juga menempati posisi utama sebagai penyebab kematian dengan lebih dari 795.000 kasus setiap tahunnya.
Secara medis, strok terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat akibat penyumbatan atau pembuluh darah pecah yang menyebabkan perdarahan. Kondisi ini mengakibatkan jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel otak dapat rusak bahkan mati dalam hitungan menit.
Gejala Strok
Gejala strok tergantung pada bagian otak yang mengalami kerusakan. Umumnya, penderita akan menunjukkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, dan gangguan pemahaman. Selain itu, gejala dapat berupa kebingungan mendadak, perubahan perilaku, dan gangguan keseimbangan.
Penderita strok juga mungkin mengalami gangguan visual seperti penglihatan kabur atau hilang sebagian. Sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba, pusing, mual, serta muntah seringkali menyertai gejala strok. Tanda-tanda ini harus segera ditangani karena penanganan cepat dapat mengurangi risiko komplikasi.
Penyebab dan Faktor Risiko
Strok terbagi menjadi tiga jenis utama: iskemik, hemoragik, dan iskemik transien (serangan mini). Strok iskemik disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak, sedang hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah. Strok iskemik transien menandakan adanya penyumbatan sementara yang biasanya berlangsung singkat.
Berbagai faktor meningkatkan risiko terjadinya strok, antara lain pola makan tidak sehat yang tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga berkontribusi signifikan. Selain itu, faktor usia, riwayat keluarga, serta kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan jantung turut memperbesar risiko.
Risiko Komplikasi Pasca Strok
Komplikasi yang muncul setelah strok bisa bersifat sementara atau permanen tergantung pada luas dan lokasi kerusakan di otak. Komplikasi umum meliputi kejang, kesulitan bicara, hilangnya kontrol kandung kemih dan usus, serta gangguan kognitif seperti demensia.
Gangguan mobilitas sering terjadi, termasuk kelemahan otot dan terbatasnya kemampuan mengendalikan gerakan. Depresi dan perubahan emosional juga sering dialami penderita pascastrok. Kondisi nyeri bahu, luka baring, serta perubahan sensasi juga dapat menjadi komplikasi yang mengganggu kualitas hidup.
Langkah Pencegahan
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, 82-90% kasus strok dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Berikut langkah utama yang disarankan:
- Berhenti merokok untuk mengurangi risiko pembuluh darah tersumbat.
- Batasi konsumsi alkohol agar tekanan darah tetap stabil.
- Jaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan rutin berolahraga.
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memantau tekanan darah, kolesterol, dan kondisi medis lainnya.
Pencegahan dini dan pola hidup sehat sangat penting untuk mengurangi kejadian strok dan komplikasinya.
Pilihan Pengobatan
Pengobatan strok disesuaikan dengan jenis strok yang dialami. Pada strok iskemik dan iskemik transien, metode utama adalah mengatasi penyumbatan pembuluh darah. Pengobatan dapat meliputi pemberian obat trombolitik yang memecah bekuan darah dalam waktu 4,5 jam setelah gejala muncul.
Trombektomi mekanis merupakan prosedur untuk mengangkat gumpalan darah yang dilakukan dalam waktu 24 jam. Pemasangan stent atau operasi untuk menghilangkan plak arteri juga bisa menjadi pilihan. Aspirin dan obat pengencer darah diberikan untuk mencegah pembekuan baru.
Pengobatan strok hemoragik fokus pada mengendalikan pendarahan dan tekanan dalam otak. Obat diberikan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah kejang, dan mengatasi spasme pembuluh darah. Prosedur operasi seperti coiling, clipping, atau kraniotomi dilakukan untuk memperbaiki aneurisma dan mengurangi tekanan otak.
Memahami gejala, penyebab, risiko, dan pengobatan strok sangat penting untuk mencegah kerusakan otak permanen. Penanganan cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang pemulihan dan mengurangi dampak buruk penyakit ini.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





