Mengapa Jenazah Korban Banjir Sumatera Dikubur Tanpa Identitas dan Identifikasi?

Shopee Flash Sale

Banjir bandang yang melanda Sumatera, khususnya di wilayah Tapanuli Selatan, menyisakan korban jiwa yang tak sedikit. Banyak jenazah ditemukan tanpa identitas setelah terseret derasnya aliran Sungai Garoga yang membawa lumpur dan kayu gelondongan.

BPBD Tapanuli Selatan melakukan pemakaman massal terhadap belasan jenazah korban yang belum teridentifikasi. Keputusan ini diambil karena jenazah yang tidak segera dimakamkan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Alasan Pemakaman Tanpa Tunggu Identifikasi

Pemakaman jenazah korban banjir tanpa menunggu identifikasi dilakukan untuk mencegah pembusukan yang bisa menimbulkan risiko kesehatan. Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapsel, Idam Halid Pulungan, proses pemakaman massal dilakukan setelah jenazah tidak teridentifikasi beberapa hari.

Secara alami, tanda-tanda pembusukan mulai nampak jelas dalam waktu 24 hingga 72 jam pascakejadian kematian. Kondisi tropis yang hangat dan lembab mempercepat proses dekomposisi jenazah. Jika penanganan tertunda, bau dan cairan dari jenazah membusuk berpotensi mencemari lingkungan sekitar.

Selain itu, jenazah yang lama tidak dimakamkan akan semakin sulit dikenali. Keluarga korban pun akan sulit melakukan proses identifikasi apabila jenazah telah rusak parah di kemudian hari. Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan pemakaman massal.

Prosedur Pemakaman Massal dan Pemulasaraan

Sebelum pemakaman, jenazah diproses secara layak sesuai standar protokol kesehatan dan agama. Jenazah-jenazah Muslim dishalatkan terlebih dahulu, kemudian mendapatkan penanganan sanitasi untuk memastikan kebersihan dan mengurangi risiko penyebaran penyakit.

Setiap jenazah dicatat secara rinci, termasuk ciri-ciri fisik dan dokumentasi yang diperlukan. Pengambilan sampel dilakukan jika memungkinkan untuk keperluan identifikasi di masa mendatang. Hal ini penting bagi keluarga korban yang mungkin datang dengan data pembanding.

Pemakaman massal yang dilakukan BPBD juga dilengkapi dengan penerbitan surat keterangan kematian dan berita acara pemakaman. Dokumen ini memiliki kekuatan hukum yang memudahkan administrasi kepentingan ahli waris dan keluarga terkait hak-hak korban di waktu yang akan datang.

Kondisi Lapangan dan Kendala Pemakaman

Proses pemakaman massal dilakukan secara manual tanpa alat berat akibat medan yang sulit diakses. Petugas dan tim BPBD bekerja ekstra dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian demi kelancaran dan keamanan prosesi.

Pemilihan lokasi pemakaman di kompleks Pemakaman PTPN IV Perkebunan Batang Toru menjadi pilihan strategis berdasarkan ketersediaan lahan dan jarak dari daerah terdampak banjir bandang. Lokasi ini juga mengakomodasi pemakaman untuk jenazah yang tidak diketahui asal-usulnya.

Dampak Kesehatan dan Psikologis

Pemakaman cepat jenazah yang tidak teridentifikasi juga bertujuan mengurangi potensi risiko kesehatan masyarakat sekitar. Jenazah membusuk melepaskan gas dan cairan yang dapat mengkontaminasi lingkungan. Walaupun jarang menyebabkan wabah, pencegahan dini tetap dibutuhkan dalam situasi bencana massal.

Selain itu, penanganan jenazah dalam kondisi pembusukan parah berpotensi menimbulkan dampak psikologis buruk bagi petugas medis dan masyarakat. Proses pemakaman yang tertunda dapat memperberat trauma serta beban mental tim tanggap darurat.

Penanganan Jenazah dalam Bencana Massal

Pemakaman massal menjadi langkah yang harus diambil saat bencana besar, khususnya jika identifikasi korban tidak memungkinkan dalam waktu cepat. Hal ini disebabkan keterbatasan fasilitas dan kebutuhan menjaga kesehatan publik.

Prosedur ini juga didasarkan pada standar operasi penanggulangan bencana yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Pemakaman tanpa menunggu identifikasi lengkap sekaligus menjadi solusi praktis di tengah keadaan darurat.

Dengan prosedur yang dijalankan secara benar dan etis, jenazah korban bencana tetap dihormati sebagai bagian dari upaya kemanusiaan. Dokumentasi yang lengkap juga memastikan peluang identifikasi di masa depan tetap terbuka bagi keluarga yang mencari orang terkasih.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button