Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor sering terjadi tanpa peringatan dan menimbulkan cedera korban. Oleh karena itu, pertolongan pertama pascabencana menjadi sangat penting agar penanganan awal dilakukan dengan cepat dan tepat.
Langkah utama sebelum menolong orang lain adalah memastikan keselamatan diri dan lingkungan sekitar. Jangan sampai penolong terluka sehingga tidak dapat membantu korban dengan baik.
Menilai Situasi dan Menjaga Keamanan Diri
Setelah bencana terjadi, tetaplah tenang dan evaluasi ancaman lanjutan, seperti puing bangunan yang berisiko roboh atau kebocoran gas. Jika memungkinkan, pindahkan korban ke tempat yang aman supaya tidak terkena bahaya tambahan.
Keselamatan penolong harus menjadi prioritas utama agar bantuan dapat diberikan secara optimal. Setelah yakin situasi aman, lakukan penilaian awal terhadap cedera yang dialami korban.
Menghubungi Layanan Darurat dan Memeriksa Tanda Vital
Segera hubungi layanan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran dengan memberikan informasi lokasi bencana dan jumlah korban. Komunikasi yang jelas mempercepat tindakan penyelamatan.
Sambil menunggu bantuan datang, lakukan pemeriksaan tanda vital menggunakan metode airway, breathing, dan circulation (ABC). Pastikan jalan napas korban terbuka bebas dari sumbatan agar pernapasan berjalan normal.
Periksa pernapasan dengan mengamati gerakan dada atau suara napas. Jika korban tidak bernapas atau denyut nadi hilang, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) bila Anda terlatih.
Tindakan Pertolongan Pertama untuk Cedera Umum Pascabencana
Pendarahan menjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani. Bersihkan luka ringan dengan air mengalir dan tutup dengan perban steril. Untuk pendarahan berat, tekan langsung pada luka menggunakan kain bersih dan angkat bagian luka di atas jantung untuk mengurangi perdarahan.
Jangan mencabut benda asing yang menancap di luka seperti pecahan kaca agar tidak memperparah kerusakan. Biarkan benda tersebut di tempatnya dan tunggu bantuan medis hadir.
Penanganan Luka Bakar dan Cedera Tulang
Luka bakar sering terjadi akibat api atau bahan kimia saat bencana. Dinginkan luka bakar ringan dengan air bersuhu normal selama beberapa menit. Hindari es atau bahan lain yang dapat merusak jaringan kulit.
Cedera tulang atau patah tulang harus distabilkan dengan splint dari kayu atau karton tanpa menggerakkan bagian yang cedera. Mengikat splint dapat mengurangi risiko kerusakan tambahan pada saraf dan pembuluh darah.
Penanganan Korban Syok
Syok adalah kondisi serius akibat kehilangan darah atau cedera berat. Gejala syok antara lain kulit pucat dan dingin, napas cepat, serta denyut nadi lemah. Baringkan korban dengan posisi kaki sedikit dinaikkan kecuali terdapat cedera di kepala atau tulang belakang.
Longgarkan pakaian ketat dan tutupi dengan selimut agar tetap hangat. Berikan dukungan verbal yang menenangkan untuk mengurangi stres dan rasa panik korban.
Memahami pertolongan pertama pascabencana menjadi bentuk kesiapsiagaan yang sangat penting bagi setiap orang. Kecepatan dan ketepatan langkah awal dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak cedera pada korban.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





