
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi vitamin dan suplemen dalam dosis berlebihan berpotensi meningkatkan risiko kanker. Hal ini mengejutkan karena selama ini suplemen dianggap sebagai cara aman untuk meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh.
Dosis tinggi nutrisi terkonsentrasi dapat mengganggu proses biologis alami tubuh. Alih-alih bersifat antioksidan, vitamin dalam jumlah berlebih dapat berubah menjadi pro-oksidatif yang merusak sel.
Faktor Risiko Kanker dari Konsumsi Suplemen Berlebih
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cancers menyoroti risiko penggunaan suplemen jangka panjang. Banyak studi sebelumnya lebih fokus pada efek toksisitas jangka pendek sehingga dampak kumulatif jangka panjang masih minim dipahami.
Data dari beberapa studi populasi memperlihatkan hubungan antara suplemen dosis tinggi dengan peningkatan insiden kanker. Para ahli menegaskan bahwa kelebihan asupan, bukan konsumsi sesuai dosis, menjadi perhatian utama.
Mekanisme Kerusakan Sel Akibat Suplemen Berlebihan
Vitamin yang beredar dalam darah secara berlebihan sulit untuk dikeluarkan oleh tubuh sehingga terjadi penumpukan. Kondisi ini meningkatkan stres oksidatif dan pembentukan radikal bebas yang merusak DNA sel.
Kerusakan DNA berperan besar dalam terbentuknya sel abnormal dan pertumbuhan tumor. Stres biokimia yang terus menerus akan mempengaruhi jalur pensinyalan sel yang mengatur pembelahan dan perbaikan jaringan.
Perbedaan Nutrisi dari Suplemen dan Makanan Utuh
Suplemen umumnya berbentuk vitamin sintetis terkonsentrasi tanpa senyawa pelindung seperti serat dan fitokimia. Sebaliknya, nutrisi dari makanan utuh bekerja dalam matriks seimbang yang mendukung penyerapan optimal dan metabolisme yang benar.
Formula suplemen yang terisolasi mengubah pola penyerapan sehingga dampak biologisnya lebih kuat dan berisiko memicu respons sel yang abnormal. Ini menjadi alasan mengapa suplemen tidak bisa menggantikan nutrisi dari makanan alami.
Penggunaan Suplemen di Masyarakat
Di beberapa negara, lebih dari separuh populasi dewasa rutin mengonsumsi setidaknya satu jenis suplemen setiap hari. Tren ini dipicu oleh asumsi bahwa konsumsi lebih banyak vitamin akan memberikan manfaat lebih besar.
Namun, klaim "lebih banyak lebih baik" tidak didukung bukti ilmiah. Para ahli menekankan bahwa penggunaan suplemen harus bijaksana dan tidak dijadikan solusi instan untuk menjaga kesehatan.
Kelompok yang Lebih Rentan Terhadap Risiko
Individu dengan faktor risiko lain seperti perokok, mereka yang mengalami peradangan kronis, atau terpapar bahan karsinogen, memiliki peluang lebih tinggi mengalami dampak negatif konsumsi suplemen dosis tinggi.
Beberapa mikronutrien juga dapat mempercepat pertumbuhan sel prakanker dengan membantu perbaikan sel lebih cepat. Studi laboratorium menunjukkan pertumbuhan lebih optimal pada beberapa jenis sel kanker ketika terkena konsentrasi nutrisi yang tinggi.
Saran Para Peneliti
Peneliti menyarankan evaluasi yang lebih ketat terhadap konsumsi suplemen dosis tinggi. Kekhawatiran terhadap efek jangka panjang harus menjadi perhatian dalam regulasi dan anjuran medis.
Suplemen tetap dapat bermanfaat jika digunakan sesuai dosis dan kebutuhan individu. Namun, konsumsi sembarangan tanpa pengawasan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk kanker.
Maka dari itu, masyarakat disarankan untuk mengutamakan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan alami yang kaya nutrisi lengkap. Suplemen hanya dilihat sebagai tambahan bukan pengganti sumber nutrisi utama.
Penelitian ini mengingatkan bahwa penggunaan suplemen sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan rekomendasi tenaga kesehatan. Upaya menjaga kesehatan harus pula memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi agar tidak menimbulkan efek samping berbahaya.
Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com





