Penyakit Jantung Masih Jadi Pembunuh Utama, Kini Banyak Kasus Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar

Shopee Flash Sale

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, meskipun kini banyak kasus dapat ditangani tanpa operasi besar. Perkembangan teknologi intervensi jantung memungkinkan prosedur yang lebih aman dan minim luka, sehingga meningkatkan pilihan terapi bagi pasien.

Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting (ISICAM) 2025 menjadi momentum penting untuk membahas kemajuan teknik intervensi. Acara ini mengumpulkan 250 pakar dari 14 negara, termasuk 59 ahli internasional dan 191 nasional, guna berbagi ilmu dan inovasi terkini dalam bidang kardiologi intervensi.

Kemajuan Intervensi Jantung Minim Risiko

Intervensi jantung kini tidak selalu membutuhkan operasi terbuka yang besar dan risiko tinggi. Prosedur canggih seperti pemasangan stent atau perbaikan katup jantung dapat dilakukan melalui kateterisasi dengan sayatan kecil. Pendekatan ini mempercepat pemulihan dan mengurangi komplikasi.

ISICAM 2025 mengangkat tema "Back to Fundamentals – Kembali ke Fondasi, Maju dengan Inovasi". Tema ini menegaskan bahwa penguasaan prinsip dasar intervensi jantung menjadi kunci agar teknologi modern diterapkan secara presisi dan aman. Ketua Umum PIKI, dr. Sodiqur Rifqi, Sp.JP, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk menghasilkan terapi yang efektif.

Diskusi dan Demonstrasi Langsung dari Para Ahli

Selama pertemuan, beragam topik seperti intervensi koroner, penanganan kelainan struktural jantung, serta terapi pembuluh darah perifer dibahas intensif. ISICAM juga menghadirkan 17 demo tindakan langsung dari rumah sakit terkemuka dunia, seperti Nanjing First Hospital (China) dan National Heart Centre Singapore.

Demonstrasi ini memberi gambaran nyata bagaimana teknologi terdepan kini digunakan untuk melakukan tindakan kompleks tanpa bedah besar. Kolaborasi tersebut juga melibatkan enam rumah sakit di Indonesia, seperti RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dan RSUP Fatmawati.

Penguatan Ilmu dan Regenerasi Dokter Spesialis Jantung

PIKI menegaskan pentingnya penguatan ilmu dasar sebagai fondasi kemajuan. Ketua Komite Saintifik ISICAM 2025, dr. Arwin Saleh Mangkuanom, Sp.JP, menekankan perlunya memahami konsep dasar agar dokter dapat mengadopsi teknologi baru dengan tepat dan aman.

Program EURO-PCR Fellow Course menjadi salah satu upaya yang membuka akses pelatihan kelas dunia bagi dokter muda Indonesia. Melalui program ini, dokter mendapatkan pengalaman dan jejaring internasional yang berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan jantung di Tanah Air.

Layanan Intervensi Jantung Berkelas Internasional

ISICAM bukan hanya forum ilmiah tahunan tetapi juga wujud komitmen PIKI dalam meningkatkan mutu layanan kardiologi intervensi di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi internasional dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, pasien kini memiliki akses terapi yang lebih aman, efektif, dan berstandar global.

Kesadaran akan penyakit jantung dan pemanfaatan teknologi modern terus diperkuat untuk menurunkan angka kematian. Penanganan tanpa operasi besar menjadi solusi praktis dan menjanjikan bagi banyak pasien yang sebelumnya harus menanggung risiko tinggi.

Dengan perkembangan ini, layanan jantung di Indonesia terus mengalami transformasi menuju pelayanan yang lebih presisi, minim trauma, dan mudah diterima oleh pasien dari berbagai kalangan.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button