
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus mendorong masyarakat untuk aktif melawan hoaks terutama terkait kanker leher rahim di era kecerdasan buatan (AI). Informasi kesehatan yang cepat tersebar tidak selalu akurat sehingga menimbulkan risiko misinformasi yang dapat merugikan keselamatan publik.
Setiap tahun, Indonesia mengalami sekitar 36.000 kasus baru kanker leher rahim dengan angka kematian mencapai 21.000 perempuan. Data ini menunjukkan urgensi untuk memperkuat edukasi dan penyebaran informasi yang benar mengenai pencegahan kanker tersebut, salah satunya melalui imunisasi HPV yang terbukti efektif.
Tantangan Misinformasi di Era Digital
Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat lebih dari 1.900 konten hoaks sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 163 konten berkaitan langsung dengan isu kesehatan, meliputi vaksinasi dan obat herbal. Kondisi ini memperlihatkan bahwa masyarakat harus lebih cermat mencari sumber informasi terutama dalam hal kesehatan.
Prima Yosephine, Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, menekankan pentingnya edukasi yang akurat agar masyarakat memahami bahwa kanker leher rahim bisa dicegah. "Persebaran informasi yang tepat memiliki peran krusial dalam menurunkan angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia," ujarnya.
Imunisasi HPV sebagai Langkah Pencegahan
Pemerintah memperluas cakupan imunisasi HPV tidak hanya untuk anak perempuan, tetapi juga anak laki-laki. Langkah ini bertujuan memberikan perlindungan menyeluruh terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV). Vaksin HPV sudah digunakan di lebih dari 130 negara sejak tahun 2006 dan terbukti aman.
Prof. Soedjatmiko, Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak, menjelaskan bahwa infeksi HPV seringkali tidak terlihat. Virus ini dapat berkembang menjadi kanker setelah 15-20 tahun infeksi awal. “Infeksi HPV menyebabkan sekitar 71% kasus kanker leher rahim, dan dapat memicu kanker lain seperti vagina, vulva, penis, atauofaring, hingga kutil kelamin,” jelasnya.
Tips Melawan Hoaks dan Misinformasi Kesehatan
Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa keabsahan sumber informasi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangkal hoaks kesehatan:
- Periksa ulang sumber referensi informasi.
- Pastikan informasi didukung oleh penelitian atau ahli yang kredibel.
- Konsultasikan informasi terkait kesehatan dengan tenaga medis.
- Hindari membagikan informasi yang belum tervalidasi kebenarannya.
Dr. Amrilmaen Badawi, Country Medical Lead MSD Indonesia, menambahkan bahwa meskipun teknologi dan AI membantu penyebaran informasi, tanggung jawab menjaga akurasi tetap berada di tangan masyarakat. Keputusan yang diambil hari ini akan menentukan kesehatan generasi berikutnya.
Di tengah kemajuan digital, pendekatan edukasi dan informasi yang berbasis bukti sangat diperlukan agar masyarakat dapat memahami dengan benar risiko kanker leher rahim dan pentingnya imunisasi HPV. Kementerian kesehatan bersama para ahli terus berupaya memastikan masyarakat mendapatkan akses informasi yang terpercaya dan menolak informasi palsu demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com





