Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkepribadian kuat. Namun, mengajak anak untuk terbuka dan mendengarkan sering kali menjadi tantangan tersendiri.
Menurut psikolog anak Reem Raouda, anak-anak lebih mudah mendengarkan saat mereka merasa aman secara emosional dan dihormati. Anak memerlukan ruang untuk mengekspresikan emosi tanpa takut dihakimi. Berikut adalah empat kalimat “ajaib” yang disarankan Reem Raouda agar orang tua dapat membangun ikatan emosional yang positif dan menumbuhkan kepribadian baik pada anak.
1. "Aku percaya padamu"
Mengatakan kalimat ini kepada anak dapat membantu mengurangi rasa defensif ketika mereka melakukan kesalahan. Misalnya, saat anak tidak sengaja menjatuhkan sesuatu, orang tua bisa berkata, “Aku percaya padamu, ayo kita bersihkan bersama.” Reem Raouda menjelaskan, kalimat ini memberikan anak rasa aman sehingga mereka lebih terbuka dengan orang tua. Anak yang merasa dipercaya cenderung lebih kooperatif dan tidak bermusuhan.
2. "Aku mendengarkanmu" atau "Aku mengerti, aku mendukungmu"
Kalimat ini membuat anak merasa dimengerti dan didukung sepenuhnya oleh orang tua. Ketika anak tahu bahwa orang tua selalu hadir untuk mendengarkan, mereka jadi lebih berani menghadapi masalah dan mencoba mencari solusi sendiri. Dengan dukungan seperti ini, anak akan belajar untuk berkomunikasi dengan sehat dan membangun rasa percaya diri dalam menghadapi kesulitan.
3. "Aku akan mendukungmu apa pun yang terjadi"
Kalimat ini menegaskan bahwa cinta orang tua bersifat tanpa syarat dan tidak bergantung pada prestasi anak. Hal ini penting untuk membedakan antara ketaatan karena rasa takut dan tanggung jawab yang tulus. Anak yang merasa dicintai apa adanya akan tumbuh dengan rasa aman dan motivasi intrinsik untuk berbuat baik. Menurut Reem Raouda, dukungan ini membantu anak mengembangkan kepribadian yang sehat tanpa beban ekspektasi berlebihan.
4. "Ayo kita selesaikan ini bersama" atau "Mari kita cari tahu bersama"
Kalimat ini mengajak anak untuk aktif dalam mencari solusi, bukan sekadar menerima perintah. Dengan mengajak anak berdiskusi, orang tua sekaligus mengajarkan keterampilan problem solving sekaligus menghargai pendapat anak. Hal ini mendorong anak menjadi pribadi mandiri dan bertanggung jawab. Pendekatan kolaboratif ini juga meningkatkan rasa keterikatan emosional antara orang tua dan anak.
Keempat kalimat tersebut masuk akal secara psikologis dan efektif membangun komunikasi yang hangat serta rasa aman emosional. Dengan secara konsisten menggunakan kalimat-kalimat ini, anak dapat berkembang menjadi pribadi yang memiliki kepribadian baik dan sehat secara mental. Reem Raouda menyatakan bahwa membangun hubungan yang positif dengan anak dimulai dengan rasa percaya dan dukungan tanpa syarat dari orang tua.
Penting bagi orang tua untuk mengingat bahwa kepribadian baik pada anak bukan hanya soal aturan dan disiplin, melainkan juga bagaimana anak merasa dihargai dan didengarkan. Pendekatan yang emosional dan empatik dapat mereduksi konflik dan membuka ruang dialog yang sehat.
Mempraktikkan kalimat-kalimat ini memang memerlukan kesadaran dan kesabaran. Namun, manfaat jangka panjang dalam membentuk karakter anak sangat berharga. Anak yang tumbuh dengan rasa aman dan didukung akan menjadi individu yang lebih percaya diri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan hidup secara positif.
Menanamkan konsep kepercayaan, pengertian, dukungan tanpa syarat, dan kolaborasi sejak dini menjadi modal kuat bagi anak dalam membangun kepribadian yang baik. Orang tua memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak secara optimal. Oleh sebab itu, penggunaan kalimat “ajaib” ini sebaiknya dijadikan bagian dari komunikasi sehari-hari dalam keluarga.
