Menyusuri Jejak Sejarah Benteng Belgica di Banda Neira: Warisan Kolonial Belanda yang Terawat

Shopee Flash Sale

Benteng Belgica adalah peninggalan kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri di Banda Neira, Maluku. Benteng ini menjadi saksi bisu perebutan rempah-rempah pala yang sangat berharga pada abad ke-17.

Pembentukan Benteng Belgica dilakukan pada 1611 oleh Gubernur Jenderal Pieter Both untuk menggantikan Fort Nassau yang dianggap kurang strategis. Desainnya unik karena berbentuk pentagonal ganda dengan benteng luar berbentuk segi lima rendah dan benteng dalam yang lebih tinggi dilengkapi menara bundar di setiap sudut.

Keunikan arsitektur ini memberikan kemampuan pengawasan laut yang maksimal sekaligus perlindungan kuat terhadap serangan musuh. Pada masa silam, Benteng Belgica pernah diduduki Inggris pada 1796 dan 1810 sebelum akhirnya kembali ke tangan Belanda. Seiring waktu, benteng ini sempat mengalami kerusakan dan renovasi, dengan restorasi total selesai pada 1991.

Kini Benteng Belgica menjadi bagian dari Warisan Dunia UNESCO dalam kategori “Historic and Marine Landscape of the Banda Islands”. Artinya, benteng ini tidak hanya penting bagi sejarah Indonesia, tapi juga bagi sejarah dunia.

Pengunjung dapat menjelajahi benteng setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIT dengan tiket masuk murah sekitar Rp20.000 per orang. Biaya tersebut sudah termasuk akses ke seluruh area, lorong pertahanan, meriam kuno, serta menara pengawas ikonik yang menawarkan pandangan luas.

Berbagai aktivitas menarik bisa dilakukan di Benteng Belgica, seperti menyusuri lorong-lorong penyimpanan amunisi hingga bastion kokoh yang mengingatkan pada abad ke-17. Puncak benteng memberikan panorama laut Banda yang membentang luas dengan latar Gunung Api Banda yang gagah. Pemandangan ini sangat menawan terutama saat matahari terbit maupun terbenam.

Spot foto di benteng ini juga luar biasa, dengan perpaduan tembok batu kuno, meriam, dan alam sekitar yang indah. Baik gaya vintage maupun modern cocok untuk mengabadikan momen di sini. Untuk pengalaman lebih kaya, pengunjung dapat menggunakan jasa pemandu lokal yang menceritakan cerita sejarah dan strategi VOC serta legenda rakyat Banda Neira.

Selain itu, suasana benteng yang tenang dengan angin laut segar sangat cocok untuk sekadar duduk santai atau meditasi sambil menyerap aura sejarah.

Untuk menuju Benteng Belgica, pertama-tama wisatawan harus menyeberang dari Ambon ke Banda Neira. Ada dua opsi transportasi utama:
1. Kapal cepat dengan waktu tempuh sekitar 6-8 jam.
2. Kapal Pelni yang lebih lambat, sekitar 12 jam atau lebih, cocok untuk menikmati perjalanan laut santai.

Setibanya di pelabuhan Banda Neira, jarak ke benteng hanya sekitar 500 meter. Pengunjung bisa berjalan kaki melalui jalan setapak yang asri atau memilih naik ojek lokal bila membawa barang banyak atau malas berjalan. Disarankan memakai sepatu nyaman dan membawa sunblock karena jalanan cukup berbatu dan cuaca bisa cukup terik.

Keistimewaan Benteng Belgica terletak pada arsitektur pentagonal gandanya yang sangat jarang ditemukan di Indonesia. Benteng luar berfungsi sebagai pertahanan awal, sementara benteng dalam sebagai pusat komando VOC yang menjalankan monopoli perdagangan pala. Setiap sudut benteng memancarkan jejak perjuangan dan konflik antara Belanda dan Inggris yang pernah menguasai kawasan ini.

Selain nilai sejarahnya, benteng ini berdiri sekitar 30 meter di atas permukaan laut. Dari sana pengunjung bisa menikmati pemandangan laut luas, kapal tradisional yang berlalu lalang, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Ini membuat Benteng Belgica bukan hanya situs bersejarah, tapi juga destinasi wisata dengan panorama spektakuler.

Melalui Benteng Belgica, pengunjung dapat merasakan bagaimana Banda Neira pernah menjadi pusat perhatian dunia akibat rempah pala yang sangat bernilai. Setiap langkah di dalam benteng ini adalah perjalanan melintasi waktu yang memberi wawasan tentang peran strategis Maluku dalam sejarah perdagangan global.

Mengunjungi Benteng Belgica bukan sekadar wisata berfoto, melainkan kesempatan untuk menyelami atmosfer sejarah yang masih hidup dan belajar dari kisah perjuangan bangsa serta pengaruh kolonial yang membentuk masa depan wilayah ini. Jadi, benteng ini menjadi pintu penting untuk memahami jejak dunia yang pernah terpusat di Banda Neira.

Berita Terkait

Back to top button