Kota Terdingin di Dunia dengan Suhu Ekstrem -71,2°C, Fakta dan Penjelasannya

Shopee Flash Sale

Oymyakon dan Yakutsk dikenal sebagai dua kota terdingin di dunia yang terletak di Rusia. Suhu di Oymyakon bahkan pernah mencatat rekor terendah mencapai minus 71,2 derajat Celsius pada tahun 1924, menjadikannya wilayah berpenghuni terdingin di bumi. Kota kecil ini memiliki penduduk sekitar 500 jiwa yang tetap bertahan hidup meski cuaca sangat ekstrem.

Musim dingin di Oymyakon berlangsung dari akhir September hingga pertengahan Mei dengan suhu yang sering turun hingga minus 60 derajat Celsius. Rata-rata suhu pada musim dingin di sana berada di kisaran minus 42 sampai minus 50 derajat Celsius. Di kondisi di bawah minus 52 derajat, sekolah dasar diliburkan, dan jika suhu turun sampai minus 56 derajat, semua sekolah di kota ini tutup.

Penduduk Oymyakon beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin dengan mengenakan pakaian tebal berbulu, seperti mantel rubah dan sepatu bot rusa. Mereka juga bertahan hidup dengan memancing, berburu, dan memelihara rusa, sapi, serta kuda. Pemakaman jenazah di Oymyakon bisa memakan waktu hingga tiga hari karena sulitnya menggali tanah beku tanpa bantuan bara api. Meski musim dingin sangat panjang dan keras, suhu pada bulan-bulan musim panas bisa naik hingga 30 derajat Celsius.

Sedangkan Yakutsk, ibu kota Republik Sakha yang berpenduduk lebih dari 300.000 orang, juga mencatat suhu sangat rendah. Suhu terendah yang pernah tercatat di Yakutsk adalah minus 64,4 derajat Celsius pada Februari 1891. Catatan suhu rata-rata pada musim dingin mencapai minus 42 derajat Celsius, sedangkan pada musim panas sekitar 19 derajat Celsius. Pada Januari 2023, suhu Yakutsk sempat mencapai minus 62,7 derajat Celsius.

Meskipun suhu di Yakutsk juga sangat ekstrem, penelitian menunjukkan bahwa angka kematian akibat cuaca dingin tidak meningkat secara signifikan. Hal ini karena kesadaran penduduk setempat untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan menggunakan pakaian hangat berlapis-lapis sehingga bisa bertahan dari suhu yang sangat rendah. Rumah-rumah di Yakutsk dibangun di atas tiang pancang beton untuk mengatasi kondisi tanah beku atau permafrost. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertambangan yang menjadi mata pencaharian utama.

Kedua kota ini berada di wilayah Siberia yang masuk dalam zona permafrost, yaitu lapisan tanah yang tetap beku secara permanen minimal selama dua tahun. Permafrost terdiri dari campuran tanah, kerikil, dan pasir yang terikat oleh es. Karena lapisan permafrost menjaga suhu tanah tetap sangat rendah, udara di sekitar juga cenderung sangat dingin. Selain itu, posisi kedua kota di dekat Lingkar Arktik menyumbang suhu rendah akibat jaraknya yang hanya beberapa ratus kilometer dari kutub utara.

Faktor geografis juga mempengaruhi suhu ekstrem di Oymyakon dan Yakutsk. Kedua kota ini terletak di lembah yang dikelilingi oleh dataran tinggi, sehingga udara dingin mudah terperangkap dan suhu udara bisa sangat turun. Wilayah ini memiliki iklim subarktik yang dicirikan oleh musim dingin panjang dengan temperatur yang sangat rendah dan musim panas yang pendek dengan suhu yang relatif hangat namun singkat.

Fenomena suhu ekstrem di Oymyakon dan Yakutsk menarik perhatian dunia karena kota-kota ini tidak hanya dihuni manusia, tetapi penduduknya mampu beradaptasi dengan kerasnya lingkungan. Kehidupan di sini mengajarkan banyak hal tentang ketahanan dan kemampuan manusia menghadapi kondisi alam yang ekstrem. Suhu terendah yang berhasil dicatat juga menjadi catatan penting dalam meteorologi yang menunjukkan bagaimana suhu bumi bisa sangat bervariasi berdasarkan lokasi geografis, iklim, dan kondisi tanah setempat.

Berita Terkait

Back to top button