Liburan yang mestinya menyenangkan berubah menjadi pengalaman menegangkan bagi sekelompok turis asal luar negeri. Mereka disekap secara paksa oleh pemandu wisata di sebuah toko oleh-oleh selama perjalanan di Chengdu, China. Kasus ini terungkap dari pengakuan Shawn Tok, pemenang kompetisi Campus SuperStar 2007, yang membagikan cerita tersebut lewat Instagram Stories.
Rombongan turis itu mengunjungi toko oleh-oleh yang menjadi salah satu destinasi dalam paket wisata mereka. Pemandu wisata meminta semua peserta untuk membeli barang-barang seperti batu giok, aksesoris perak, sisir, dan obat herbal. Namun, turis menolak berbelanja sesuai tekanan tersebut dan tetap tidak membeli produk yang dipaksakan.
Alasan Pemandu Wisata Memaksa Berbelanja
Menurut pemandu wisata, dirinya memiliki target penjualan yang harus dicapai dari toko oleh-oleh yang bekerja sama dengan agen tur. Target ini berpengaruh pada komisi pemandu, di mana pemenuhan kuota dapat menghasilkan bonus, sedangkan kegagalan membawa denda. Karena turis menolak, situasi menjadi memanas hingga pemandu memilih menyekap rombongan dalam toko tersebut.
Shawn Tok juga menjelaskan bahwa rombongan sebenarnya sudah membelanjakan sekitar 105.000 yuan atau Rp 246 juta di beberapa toko. Namun, pemandu tetap menilai jumlah tersebut belum memenuhi target. Ia pun memeriksa kontrak perjalanan dan memastikan tidak ada ketentuan yang mengharuskan wisatawan untuk membeli produk atau memenuhi target penjualan.
Lebih lanjut, Shawn menegaskan bahwa menurut undang-undang lokal, tindakan memaksa turis membeli barang atau menahan mereka di toko merupakan pelanggaran hukum. Hal ini menegaskan bahwa pembatasan kebebasan wisatawan dalam konteks tersebut bersifat ilegal.
Tindakan Hukum dan Respon Pihak Berwenang
Setelah insiden itu, rombongan melapor ke otoritas terkait dengan dugaan praktik penipuan dan belanja paksa. Mereka menyerahkan bukti berupa riwayat transaksi dan struk pembelian sebagai dokumentasi. Otoritas China kemudian mengambil langkah dengan memerintahkan agen tur mengembalikan dana peserta secara penuh.
Kejadian ini mendapat sorotan luas di media sosial dan memunculkan diskusi tentang keamanan wisatawan ketika memesan tur dengan harga murah dari agen tidak terpercaya. Warganet mengingatkan agar wisatawan selalu memilih agen dan paket perjalanan yang bereputasi baik untuk menghindari kasus serupa.
Pemerintah China turut memperketat pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktek belanja paksa yang kerap menjebak turis. Modusnya berawal dari penawaran paket tur ekonomis, kemudian menekan turis untuk membeli produk oleh-oleh di toko yang sudah ditunjuk, guna memenuhi target komisi agen dan pemandu.
Tips Menghindari Praktik Belanja Paksa Saat Liburan
- Pilih agen perjalanan yang memiliki reputasi terpercaya dan review positif.
- Perjelas detail paket wisata, termasuk kebijakan pembelian oleh-oleh.
- Selalu baca dan pahami kontrak perjalanan sebelum melakukan pembayaran.
- Jangan mudah tergiur harga paket tur murah tanpa melihat kaidah resmi.
- Catat nomor kontak konsulat atau kedutaan negara asal selama liburan.
- Laporkan segera kepada pihak berwenang jika menemui praktik memaksa.
Cerita pengalaman Shawn Tok dan rombongan turis di Chengdu memberikan pembelajaran penting bagi wisatawan internasional. Penting untuk berhati-hati dan menuntut hak ketika berhadapan dengan agen tur dan pemandu wisata agar liburan berlangsung aman dan menyenangkan.
