7 Etika Penting Saat Liburan di Jepang yang Wajib Diketahui Wisatawan

Shopee Flash Sale

Jepang dikenal dengan kedisiplinan dan tata krama yang tinggi. Saat berlibur ke negara ini, penting bagi wisatawan untuk memahami etika yang berlaku agar tidak menyinggung warga lokal dan menjaga keharmonisan sosial.

Berikut adalah tujuh etika penting yang wajib kamu ketahui selama berada di Jepang. Panduan ini berlaku mulai dari saat makan, berjalan di jalan, hingga menggunakan transportasi umum.

1. Etika Saat di Restoran atau Tempat Makan
Sebelum makan, ucapkan “itadakimasu” sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan. Mengangkat mangkuk nasi atau piring kecil saat makan dengan sumpit juga dianggap sopan dan memudahkan.

Selalu hindari bersendawa di meja makan karena hal itu dianggap tidak sopan. Jangan mengangkat piring besar ke meja; lebih baik pindahkan makanan ke piring kecil jika ingin memindahkannya.

2. Menyeruput Mie dengan Suara Keras
Berbeda dengan kebiasaan di beberapa negara, di Jepang, menyeruput mie dengan suara keras malah dianggap bentuk penghargaan terhadap koki. Namun, kebiasaan ini hanya berlaku untuk mie berkuah, bukan untuk pasta atau mie tanpa kuah.

3. Aturan Penggunaan Sumpit
Sumpit memiliki makna simbolis di Jepang dan penggunaannya perlu diperhatikan. Jangan pernah menancapkan sumpit tegak lurus di mangkuk nasi karena melambangkan kematian.

Jangan gosok sumpit terlalu keras saat ada serpihan kayu, cukup gosokkan secara lembut. Hindari menusuk makanan dengan sumpit, menunjuk benda, atau menyilangkan sumpit di atas meja.

Jika berbagi makanan, gunakan ujung berlawan dari sumpit untuk mengambil bagian. Anak-anak yang belum mahir mungkin diberikan kelonggaran, tetapi wisatawan sebaiknya mengikuti aturan ini secara ketat.

4. Perilaku di Jalanan
Makan sambil berjalan dianggap tidak sopan di Jepang. Biasakan untuk mencari tempat duduk atau area yang telah disediakan agar bisa menikmati makanan dengan tenang.

Membuang sampah sembarangan sangat dilarang karena Jepang dikenal dengan kebersihan jalanannya yang ketat. Tempat sampah umum jarang ditemukan, sehingga wisatawan disarankan membawa sampah sampai menemukan tempat sampah yang sesuai.

Ketika menggunakan eskalator, berdirilah di sisi kiri dan biarkan orang yang ingin berjalan lewat di sisi kanan. Ini adalah budaya lokal yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jepang.

5. Etika di Transportasi Umum
Tempat umum, khususnya kereta api, harus dijaga ketenangannya. Hindari berbicara lantang atau menelepon selama berada di kereta.

Jangan memutar musik dengan volume tinggi atau menggunakan headphone tanpa mengurangi suara. Orang Jepang memandang kereta sebagai ruang bersama yang bisa digunakan untuk bersantai atau tidur singkat.

6. Hormati Ruang Privat dan Antrian
Masyarakat Jepang sangat menghargai ketertiban, terutama dalam berbaris. Selalu antri dengan tertib saat menunggu kereta, bus, atau di toko.

Hindari melakukan kontak fisik yang tidak perlu dengan orang lain. Jaga jarak dan beri ruang bagi penumpang lain, terutama di ruang yang padat.

7. Sikap Umum Saat Berinteraksi
Bersikap sopan dan rendah hati adalah kunci saat berinteraksi dengan orang Jepang. Gunakan bahasa tubuh yang ramah tanpa berlebihan, misalnya membungkuk ringan saat mengucapkan terima kasih.

Jangan lupa untuk menghormati tempat-tempat suci atau tradisional dengan mengikuti aturan yang ada, seperti melepas sepatu saat memasuki kuil atau rumah tradisional.

Memahami dan menerapkan etika ini akan membuat perjalananmu di Jepang lebih nyaman dan dihargai oleh masyarakat lokal. Sebagai wisatawan, menghormati budaya setempat adalah bentuk penghargaan terbaik.

Jepang menawarkan pengalaman wisata yang unik dengan keindahan budaya dan ketertiban warganya. Oleh karena itu, mempelajari etika dasar seperti di atas bukan hanya soal sopan santun, tapi juga kunci keberhasilan liburan yang menyenangkan dan lancar.

Berita Terkait

Back to top button