
Kerupuk memang camilan favorit banyak orang karena rasanya yang renyah dan gurih. Namun, kebiasaan makan kerupuk secara berlebihan dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.
Kerupuk terutama yang diproduksi secara industri mengandung kadar natrium (garam) yang tinggi. Menurut American College of Cardiology, konsumsi makanan ultra-processed food (UPF) seperti kerupuk berkaitan erat dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Garam yang tinggi menyebabkan cairan tertahan dalam tubuh dan memberi tekanan berlebih pada pembuluh darah, yang dapat merusak jantung dan pembuluh darah dalam jangka panjang.
Selain itu, kerupuk biasanya tinggi kalori dan lemak tidak sehat namun rendah serat. Journal of Epidemiology mengungkapkan konsumsi makanan UPF yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 hingga 31%. Kalori berlebih dari kerupuk tanpa tambahan serat membuat perasaan kenyang cepat hilang sehingga mendorong konsumsi berlebihan dan penimbunan lemak.
Kerupuk juga bisa membebani ginjal. National Kidney Foundation menjelaskan bahwa makanan ultra-processed memiliki kaitan dengan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis (CKD). Zat tambahan dan natrium dalam kerupuk membuat ginjal harus bekerja ekstra menyaring racun, yang lama-kelamaan melemahkan fungsi ginjal.
Masalah jantung menjadi risiko lainnya. Penelitian American College of Cardiology menunjukkan konsumsi tinggi UPF memicu tekanan darah tinggi, peningkatan kolesterol jahat, dan peradangan sistemik. Proses ini dapat menyebabkan penebalan dan penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung serius.
Berdasarkan data dari PubMed, konsumsi makanan ultra-processed juga dikaitkan dengan kenaikan risiko kanker, terutama kanker kolorektal dan pankreas. Hal ini kemungkinan akibat bahan tambahan kimia, kontaminan proses pemanasan, dan senyawa baru yang terbentuk selama produksi.
Kerupuk yang rendah serat juga berpengaruh pada kesehatan lambung. Tanpa cukup serat, sistem pencernaan harus bekerja lebih keras untuk mencerna karbohidrat olahan dan aditif. Gangguan mikrobioma usus bisa terjadi yang menyebabkan iritasi, kembung, dan inflamasi saluran pencernaan kronis.
Berikut ini rangkuman 6 risiko kesehatan dari terlalu sering makan kerupuk:
1. Hipertensi (tekanan darah tinggi) akibat kandungan garam tinggi
2. Obesitas dan risiko diabetes tipe 2 karena kalori dan lemak tidak sehat
3. Gagal ginjal karena beban kerja ginjal yang meningkat dari zat tambahan dan natrium
4. Penyakit jantung melalui mekanisme kolesterol tinggi dan peradangan
5. Risiko kanker, terutama usus besar dan pankreas, terkait bahan kimia tambahan
6. Masalah lambung berupa gangguan pencernaan dan inflamasi kronis
Kebiasaan ngemil kerupuk yang dianggap sepele ternyata membawa dampak serius apabila dilakukan secara rutin dan dalam porsi besar. Penting untuk mengatur frekuensi dan jumlah konsumsi kerupuk serta beralih ke camilan yang lebih sehat dan bergizi. Dengan begitu, risiko penyakit yang berbahaya bisa diminimalkan demi kesehatan jangka panjang.
Memahami risiko-risiko kesehatan ini dapat membantu kita lebih bijak dalam memilih camilan sehari-hari. Kerupuk boleh jadi nikmat, tapi kesehatan harus tetap jadi prioritas utama.





