Eco-Friendly Fashion Meningkat: 5 Bahan Pakaian Organik Paling Dicari di Tahun 2025

Shopee Flash Sale

Gaya hidup berkelanjutan semakin diminati masyarakat Indonesia, khususnya dalam memilih pakaian yang ramah lingkungan. Tren eco-friendly fashion ini kini menjadi sorotan utama karena konsumen mulai lebih peka terhadap dampak ekologis dari produk yang mereka gunakan.

Menurut laporan UN Environment Programme (UNEP), industri tekstil menyumbang sekitar 10 persen emisi karbon global setiap tahunnya. Kondisi ini mendorong banyak produsen untuk beralih ke bahan pakaian yang organik dan lebih ramah lingkungan.

Katun Organik (Organic Cotton)
Katun organik menjadi bahan paling populer karena teksturnya lembut dan ringan. Proses pembudidayaannya tanpa pestisida kimia dan menggunakan standar Global Organic Textile Standard (GOTS), sehingga aman bagi kulit sensitif sekaligus mengurangi konsumsi air.

Banyak merek lokal mulai menggunakan katun organik untuk produk seperti t-shirt, pakaian bayi, dan pakaian sehari-hari. Menurut Textile Exchange, katun organik mengonsumsi air jauh lebih sedikit dibanding kapas konvensional.

Linen Organik
Linen organik berasal dari tanaman rami (flax) yang membutuhkan sedikit air dan bebas pestisida. Bahan ini dikenal breathable dan cepat menyerap keringat, cocok untuk iklim tropis yang panas dan lembap.

Popularitas linen organik meningkat seiring tren fashion minimalis yang mengutamakan kenyamanan. European Confederation of Linen and Hemp (CELC) menyebut produksi linen memiliki jejak karbon lebih rendah dibanding serat tekstil lain.

Hemp (Rami Organik)
Hemp atau rami organik merupakan salah satu serat paling ramah lingkungan. Tanaman ini tumbuh cepat, hemat air, dan dapat memperbaiki kandungan nutrisi tanah.

Serat hemp kuat, tahan lama, sekaligus ringan, sehingga sering digunakan untuk outerwear dan kemeja kasual. Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan hemp adalah tanaman dengan efisiensi pertanian terbaik, menjadikannya tren dalam fashion berkelanjutan.

Bambu Eco-Friendly
Serat bambu kini makin diminati karena teksturnya lembut dan memiliki sifat antibakteri alami. Namun, bukan semua bambu dianggap organik; hanya yang diproses dengan metode closed-loop yang ramah lingkungan.

Serat bambu cocok untuk pakaian tidur, olahraga, dan innerwear karena ringan dan sejuk. Penelitian OEKO-TEX® mengonfirmasi bahwa bambu yang diproses secara berkelanjutan aman untuk kulit sensitif.

Wool Organik
Wool organik berasal dari domba yang dipelihara tanpa pestisida atau bahan kimia. Seratnya hangat, breathable, dan memiliki daya serap tinggi, cocok untuk cuaca dingin.

Soil Association menyebutkan bahwa wool organik memiliki dampak lingkungan lebih rendah karena tidak memakai insektisida. Di Indonesia, wool organik mulai diminati untuk fashion musim dingin dan koleksi premium.

Perubahan pola konsumsi ke bahan pakaian organik ini menunjukkan kesadaran masyarakat yang makin kritis. Mereka memilih produk yang tidak hanya nyaman tapi juga sesuai dengan prinsip eco-friendly fashion.

Bahan organik juga lebih aman bagi kulit karena proses produksinya bebas bahan kimia berbahaya. Sertifikasi seperti GOTS, OEKO-TEX®, dan Soil Association membantu memastikan kualitas dan keberlanjutan produk tersebut.

Dengan semakin tingginya permintaan pakaian berbahan organik, berbagai brand lokal maupun internasional terus berinovasi. Hal ini menunjukkan bahwa eco-friendly fashion bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan untuk menjaga planet ini.

Berita Terkait

Back to top button