Teknologi AC inverter semakin diminati karena klaim hemat listrik yang menarik perhatian banyak konsumen di Indonesia. Banyak yang penasaran apakah menggunakan AC Daikin inverter benar-benar bisa menghemat biaya listrik hingga hanya sekitar 200 ribuan per bulan.
Daikin menawarkan dua tipe AC inverter yang populer yaitu FTKH dan FTKE, dengan perbedaan signifikan pada konsumsi daya dan fitur. Tipe FTKH dikenal sebagai juara hemat energi dengan CSPF mencapai 8,18 dan rating bintang lima. Kapasitas pendinginannya 6800 BTU sangat cocok untuk ruangan berukuran 8-12 meter persegi dengan sirkulasi udara yang baik.
Konsumsi daya AC Daikin FTKH hanya 450 watt pada penggunaan normal dan dapat turun hingga 190 watt pada pengaturan hemat energi. Dengan pemakaian 8 jam sehari, biaya listriknya hanya sekitar Rp174 ribu per bulan. Angka ini dapat dikatakan sangat efisien mengingat kenyamanan udara dingin yang bisa dinikmati sepanjang hari dengan fitur yang lengkap.
Fitur pada tipe FTKH juga mengakomodasi kebutuhan pengguna modern seperti sensor deteksi keberadaan orang dalam ruangan secara otomatis. Mode quiet juga disematkan untuk mengurangi kebisingan saat tidur. Selain itu, fitur comfort mode mendedikasikan aliran udara merata tanpa langsung menusuk badan sehingga pengguna merasa lebih nyaman.
Remote control tipe FTKH sangat praktis dengan tombol cool yang langsung mengaktifkan pendinginan. Pengguna juga bisa mengaktifkan watt control yang diklaim mampu menghemat konsumsi listrik sebesar 30-50 persen. Fitur timer dan powerful mode membuat AC ini fleksibel untuk kebutuhan pendinginan cepat maupun hemat listrik.
Sementara itu, tipe FTKE menjadi alternatif pilihan bagi konsumen dengan budget terbatas. CSPF-nya hanya 4,90 dengan rating hemat energi bintang empat. Kapasitas pendinginan FTKE sedikit lebih besar yaitu 7000 BTU, namun konsumsi dayanya mencapai 615 watt sehingga tagihan listrik bulanan cenderung lebih tinggi.
Untuk pemakaian 8 jam sehari, biaya listrik AC Daikin FTKE diperkirakan mencapai Rp235 ribu per bulan. Selisih Rp61 ribu dibanding tipe FTKH mungkin terdengar kecil, tetapi dalam setahun biaya tambahan mencapai lebih dari Rp700 ribu. Jadi, investasi awal murah belum tentu hemat dalam jangka panjang.
AC Daikin FTKE memang hanya dibekali fitur standar dengan remote on-off dan pengatur suhu konvensional. Namun, coil clean otomatis tersedia untuk menjaga evaporator tetap bersih. Mode dry dan fan only juga diberikan agar pengguna dapat memilih pengoperasian sesuai kondisi cuaca dan kebutuhan.
Garansi kedua tipe ini sama-sama diberikan selama 3 tahun untuk unit dan 5 tahun untuk sparepart serta kompresor. Indoor dan outdoor unit sudah dilapisi blue fin anti korosi untuk meningkatkan daya tahan produk. Hal ini menjadi nilai tambah selain fitur hemat energi dan kenyamanan pengguna.
Berikut ringkasan perbandingan dua tipe AC inverter Daikin:
| Fitur | Daikin FTKH | Daikin FTKE |
|————————|—————————-|—————————|
| Kapasitas BTU | 6800 | 7000 |
| CSPF | 8,18 (Bintang 5) | 4,90 (Bintang 4) |
| Konsumsi daya | 450 watt (turun sampai 190 watt) | 615 watt |
| Estimasi biaya listrik | Rp174 ribu / 8 jam | Rp235 ribu / 8 jam |
| Fitur tambahan | Sensor keberadaan, mode quiet, comfort mode, watt control | Coil clean otomatis, mode dry dan fan only |
| Garansi | 3 tahun unit, 5 tahun sparepart dan kompresor | 3 tahun unit, 5 tahun sparepart dan kompresor |
Dengan data tersebut, klaim AC Daikin inverter yang hemat listrik sekitar 200 ribuan per bulan sangatlah masuk akal tergantung tipe yang dipilih. Konsumen disarankan mempertimbangkan kebutuhan ruang, fitur, serta anggaran jangka panjang sebelum membeli. AC inverter Daikin tipe FTKH sangat ideal untuk pengguna yang ingin mengoptimalkan efisiensi energi dan kenyamanan sekaligus.
Investasi sedikit lebih besar untuk tipe hemat energi ini berpotensi mengurangi pengeluaran listrik secara signifikan. Sedangkan pelanggan dengan daya beli terbatas bisa memilih tipe FTKE sebagai opsi awal yang tetap menawarkan teknologi inverter dan garansi resmi dari Daikin. Pilihan cerdas tentu kembali ke kebutuhan dan prioritas masing-masing konsumen di era tagihan listrik terus meningkat.





