Mengenal Fenomena Task Masking di Kalangan Gen Z dan Strategi Efektif Mengatasinya

Shopee Flash Sale

Fenomena task masking semakin marak di kalangan Gen Z dalam budaya kerja modern. Istilah ini menggambarkan perilaku seseorang yang terlihat sibuk dengan banyak tugas kecil, padahal tugas itu tidak berdampak signifikan pada hasil kerja.

Task masking muncul akibat tekanan standar produktivitas tinggi dan kebutuhan untuk selalu terlihat aktif di tempat kerja. Banyak perusahaan tanpa sadar mendorong kebiasaan ini melalui jadwal meeting padat dan kewajiban respons cepat yang membuat karyawan, terutama Gen Z, merasa harus selalu "on".

Apa Itu Task Masking?

Task masking adalah strategi tidak sadar yang digunakan seseorang untuk menyembunyikan ketidaksempurnaan progres kerja dengan sibuk melakukan pekerjaan yang kurang penting. Contohnya termasuk membalas email ringan, merapikan workspace, menghadiri meeting yang kurang relevan, atau membuat daftar tugas berulang kali.

Menurut Woke Waves, perilaku ini merupakan perpaduan antara multitasking dan kebutuhan untuk terlihat produktif. Meskipun aktivitas tersebut terlihat seperti kerja keras, fokus terhadap pekerjaan inti sering kali hilang sehingga hasilnya tidak optimal.

Peningkatan Task Masking di Kalangan Gen Z

Gen Z dikenal fasih menggunakan teknologi dan platform digital dalam bekerja. Namun, kemudahan ini membawa tekanan baru, seperti notifikasi tanpa henti dan rasa takut terlihat kurang produktif yang memicu task masking semakin sering terjadi.

Budaya kerja modern juga lebih menghargai kesibukan dibandingkan hasil nyata. Meeting yang berlebihan dan ekspektasi selalu tersedia online membuat generasi muda ini terjebak bergerak terus menerus tanpa tujuan jelas.

Alasan Gen Z Melakukan Task Masking

Beberapa alasan utama Gen Z menerapkan task masking antara lain:

  1. Tekanan budaya hustle yang mengidealkan kerja keras tanpa henti.
  2. Standar sosial media yang menuntut produktivitas konstan.
  3. Ketakutan dinilai tidak kompeten oleh atasan atau rekan kerja.
  4. Kebiasaan baru dalam dunia kerja yang menuntut keaktifan setiap saat.

Harper’s Bazaar menjelaskan bahwa narasi kerja nonstop dan pencapaian yang harus dibagikan menyebabkan standar tidak realistis agar terus terlihat produktif. Akibatnya, banyak Gen Z fokus pada tugas kecil demi menunjukkan kesibukan.

Mengatasi Fenomena Task Masking

Untuk keluar dari jebakan produktivitas palsu ini, fokus pada prioritas kerja menjadi langkah penting. Berikut beberapa cara efektif mengatasi task masking:

  1. Terapkan teknik time blocking dengan membagi waktu kerja ke dalam blok fokus tanpa gangguan.
  2. Bekerja dalam kondisi minim notifikasi agar energi dapat difokuskan pada tugas besar.
  3. Tetapkan tiga tujuan utama setiap hari untuk menjaga arah kerja tetap jelas.
  4. Bangun batasan sehat terhadap pekerjaan seperti tidak harus membalas pesan seketika dan selektif mengikuti meeting.

Menyeimbangkan waktu kerja dan istirahat meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesehatan mental. Dengan begitu, kamu tidak hanya terlihat sibuk, tapi benar-benar mencapai kemajuan signifikan.

Task masking seringkali membuat seseorang merasa sibuk sepanjang hari tanpa hasil nyata. Budaya kerja yang lebih sehat dan terbuka terhadap produktivitas autentik dapat membantu Gen Z menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan bermakna. Dengan pemahaman dan manajemen yang tepat, jebakan kesibukan palsu ini bisa dihindari dan digantikan dengan performa kerja yang nyata.

Berita Terkait

Back to top button