Bawang Bombay Dijual Rp5.000 per Buah, 7 Potret Serbuan Warga Batam Rebutan Stok Melimpah

Shopee Flash Sale

Harga bawang bombay melonjak tajam di sejumlah daerah. Banyak konsumen kaget karena harga satu buah bisa mencapai Rp5.000 per butir. Kondisi ini diperburuk kelangkaan stok bawang bombay yang semakin jarang ditemukan di pasar tradisional.

Namun, situasi berbeda terjadi di Batam. Warga dibuat geger setelah mendapati tumpukan bawang bombay dan bawang merah dalam jumlah besar yang dibuang begitu saja. Temuan ini berlokasi di kawasan Melcem, Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar. Warga sekitar memperkirakan total bawang yang dibuang mencapai puluhan ton atau setara tiga truk kontainer. Tumpukan itu terlihat menumpuk di tepi jurang, tidak jauh dari permukiman warga.

Warga Serbu Tumpukan Bawang di Jurang

Kejadian ini menarik perhatian luas hingga menjadi viral di media sosial. Warga datang silih berganti mulai pagi hingga sore hari. Mereka membawa berbagai wadah seperti karung, ember, dan keranjang untuk mengambil bawang yang masih layak konsumsi.

Banyak warga rela memanjat sisi jurang demi mendapatkan bawang bombay. Momen warga yang berbondong-bondong memungut bawang terekam dalam sejumlah video TikTok dan Facebook. Salah satu warganet, akun TikTok @rusmirusmi491, membagikan suasana ketika warga berebut bawang bombay dan bawang merah.

Sebagian bawang tampak masih segar meski ada juga yang mulai lembek dan rusak akibat hujan serta panas. Warga langsung memilah bawang di lokasi, memisahkan yang bagus dan membuang bagian yang busuk.

Distribusi Bawang oleh Warga

Banyak warga memilih mengumpulkan bawang dalam jumlah banyak. Mereka memasukkan hasil pungutan ke dalam karung dan kantong plastik besar. Pemandangan warga yang membawa lebih dari satu karung penuh bawang bombay dan bawang merah jadi perbincangan hangat.

Karung-karung berisi bawang terlihat berjejer di sepanjang jalan sekitar lokasi. Menurut salah satu video yang dibagikan oleh akun TikTok @yuhu_07, suasana di lokasi sempat riuh karena antusiasme warga yang ingin memperoleh hasil lebih banyak. Meski sudah diambil puluhan warga, tumpukan bawang masih tampak penuh di tebing.

Spekulasi Penyebab Bawang Dibuang

Belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai asal-usul tumpukan bawang tersebut. Namun, terdapat dugaan bahwa bawang bombay dan bawang merah ini merupakan barang sisa kiriman atau hasil penyitaan. Hingga kini, belum diketahui alasan pasti kenapa bawang itu dibiarkan menumpuk, sehingga jadi rebutan masyarakat.

Aroma menyengat dari bawang yang menumpuk dilaporkan tercium hingga ke jalan raya di sekitar lokasi. Situasi ini mengundang perhatian warga dan menjadi bahan diskusi di media sosial. Banyak yang menyayangkan pemborosan bahan pangan dalam jumlah besar, apalagi di tengah krisis harga dan kelangkaan komoditas itu di pasaran.

Potret Fenomena di Batam

Berikut daftar 7 potret yang memperlihatkan suasana temuan tumpukan bawang bombay di Batam berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber:

  1. Warga terlihat datang terus-menerus sepanjang hari, bahkan ada yang berani memanjat sisi jurang demi mendapatkan bawang.
  2. Sebagian bawang dalam kondisi segar, sementara sisanya mulai lembek akibat cuaca.
  3. Warga rajin memilah dan membersihkan bawang di tempat untuk membedakan yang masih bisa dikonsumsi.
  4. Banyak yang langsung mengangkut bawang dalam partai besar menggunakan karung dan keresek.
  5. Rata-rata warga membawa lebih dari satu karung isi bawang bombay dan bawang merah ke rumah masing-masing.
  6. Karung berisi bawang berjajar di tepi jalan, menandakan partisipasi warga sangat tinggi.
  7. Video viral memperlihatkan suasana heboh dan antusiasme warga meski belum mampu menghabiskan seluruh bawang di lokasi.

Reaksi Publik dan Tanggapan Netizen

Ramainya warga yang menyerbu tumpukan bawang bombay menuai beragam reaksi netizen. Sebagian mengaku prihatin melihat potensi makanan terbuang sia-sia di tengah harga kebutuhan pokok yang mahal. Ada juga netizen yang mempertanyakan prosedur penyitaan dan distribusi bahan pangan hasil sitaan agar tidak mubazir.

Salah satu netizen menulis di Facebook, “Kenapa harus dibuang padahal banyak yang membutuhkan? Harusnya bisa disalurkan lewat pasar murah atau bantuan.” Ungkapan serupa muncul di berbagai platform. Warga berharap ada perhatian pemerintah agar insiden serupa tidak terulang, terutama di tengah situasi ekonomi sulit.

Harga Bawang di Pasaran dan Dampaknya

Kenaikan harga bawang bombay terjadi di berbagai wilayah, hingga menyebabkan kelangkaan. Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga satu buah bawang bombay bisa mencapai Rp5.000. Banyak pedagang hanya mampu menyediakan stok terbatas, sementara permintaan masyarakat tetap tinggi.

Krisis ini membuat temuan tumpukan bawang di Batam menjadi ironi. Saat konsumen di berbagai daerah kesulitan mendapatkan bawang dengan harga terjangkau, Batam justru terjadi pemborosan akibat penelantaran bahan pangan.

Pakar pertanian menilai, distribusi hasil pertanian dan bahan makanan seharusnya bisa dilakukan dengan sistem terorganisir. Jika di satu daerah kelebihan stok atau gagal distribusi, mekanisme redistribusi antara wilayah sangat diperlukan. Langkah ini dapat mengurangi pemborosan dan membantu menstabilkan harga di pasaran.

Pelajaran dari Kasus Bawang di Batam

Fenomena ini menjadi gambaran kurangnya koordinasi dan sistem distribusi pangan di Indonesia. Sanksi atau penyitaan bawang impor sebaiknya dibarengi penyaluran kepada pihak yang membutuhkan. Alternatif lain, bawang bisa dijadikan produk olahan atau dijual dengan harga terjangkau.

Kepekaan masyarakat Batam terhadap isu pangan terlihat dari cara mereka memanfaatkan bawang yang masih layak konsumsi. Meski demikian, proses pengambilan bawang dari tebing perlu memperhatikan aspek keamanan dan higienitas.

Kasus tumpukan bawang bombay di Batam memperlihatkan betapa pentingnya kolaborasi antara otoritas, pelaku pasar, dan masyarakat dalam mengelola bahan pangan strategis. Pemerintah didorong untuk menyiapkan regulasi yang jelas agar kejadian serupa tidak menimbulkan kerugian dan keresahan warga, terutama saat harga kebutuhan pokok sedang tinggi di berbagai daerah.

Berita Terkait

Back to top button