Menyusuri Pesona De Djawatan Banyuwangi, Surga Tersembunyi untuk Spot Foto Instagenik

Shopee Flash Sale

De Djawatan Banyuwangi merupakan destinasi hutan yang menawarkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung dengan suasana alami dan magis. Terletak di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, hutan ini memiliki koleksi pohon trembesi berusia ratusan tahun yang menjulang tinggi.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung perlu menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pusat kota Banyuwangi. Area hutan seluas 3,8 hingga 9 hektar ini menyajikan panorama yang mirip dengan suasana hutan Fangorn dalam film The Lord of the Rings, lengkap dengan cabang pohon yang menjulur dan lumut hijau yang menutupi batang.

Nama De Djawatan sendiri memiliki makna historis karena berasal dari istilah Perhutani lama yaitu Djawatan Kehutanan. Dahulu kawasan ini digunakan sebagai tempat penimbunan kayu yang dikenal sebagai Tapel Pelas. Kini, sebutan tersebut menjadi identitas sekaligus penghormatan untuk masa kejayaan pengelolaan hutan tradisional.

Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang. Bila menggunakan sepeda motor, tarif parkir tambahan sebesar Rp2.000 cukup terjangkau. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.30 WIB, memberikan waktu yang cukup luas untuk mengeksplorasi keindahan hutan trembesi.

Hutan ini sangat populer sebagai lokasi wisata foto dengan kondisi cahaya alami yang menembus dedaunan. Bahkan pada libur panjang Waisak 2025, jumlah pengunjung meningkat hingga 3.000 orang. Suasana pagi dan sore hari sangat tepat untuk mendapatkan foto yang estetik dengan latar belakang pohon raksasa tersebut.

Selain pohon trembesi, De Djawatan menyediakan beberapa fasilitas dan spot menarik seperti truk bekas yang dijadikan properti foto, rumah pohon yang sering digunakan untuk foto prewedding, dan jalur setapak alami yang sangat instagrammable. Semua ini membuat tempat ini menjadi magnet bagi para pemburu foto.

Kegiatan yang dapat dilakukan di sini sangat bervariasi. Wisatawan dapat naik andong berkeliling hutan, mencoba ATV bagi anak-anak, atau piknik sambil menikmati kuliner khas setempat di warung dan kafe sekitar. Fasilitas pendukungnya lengkap, termasuk toilet umum, musala, dan area parkir yang memadai.

Selain aspek rekreasi, De Djawatan juga berperan dalam konservasi alam. Hutan ini menjadi rumah bagi sekitar 805 pohon trembesi tua dan menjadi habitat berbagai flora serta fauna lokal. Program edukasi juga diadakan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian ekosistem hutan tropis tersebut.

Untuk memaksimalkan kunjungan, ada beberapa tips yang sebaiknya diperhatikan. Hindari kunjungan saat akhir pekan untuk menghindari keramaian. Gunakan Google Maps karena papan petunjuk jalan yang kecil bisa membuat pengunjung tersesat. Datang pada pagi hari saat pembukaan atau sore hari sekitar pukul 15.30 untuk suasana yang lebih tenang dan pencahayaan yang ideal untuk foto.

Selain De Djawatan, Banyuwangi juga menawarkan berbagai destinasi wisata menarik yang bisa dikunjungi dalam satu hari. Beberapa yang populer yaitu Kawah Ijen dengan fenomena api biru, Teluk Hijau yang memiliki air laut berwarna toska serta tebing karang indah, Kebun Teh Kalibendo dengan pemandangan lereng Gunung Raung yang luas, dan Air Terjun Jagir yang masih tergolong hidden gem dengan kolam alami yang segar.

Keindahan De Djawatan yang dipadukan dengan udara segar dan atmosfer hutan yang unik menjadikannya tujuan wisata ideal bagi siapa saja yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk kota. Harga tiket yang terjangkau dan fasilitas lengkap membuat kunjungan ke sini nyaman dan menyenangkan untuk segala usia.

Dengan segala daya tarik dan keasrannya, De Djawatan Banyuwangi terus mempertahankan statusnya sebagai hutan magis yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian alam. Siapkan jadwalmu untuk menikmati pengalaman tak terlupakan di ujung timur Pulau Jawa ini.

Berita Terkait

Back to top button