Di era modern yang penuh tekanan akademik, pekerjaan, dan kehidupan digital, banyak anak muda Indonesia mencari ruang yang aman untuk merawat kesehatan emosional mereka. Komunitas Tukar Akar hadir sebagai ruang alternatif yang menawarkan keteduhan bagi anak muda agar dapat tumbuh dan menata kembali perasaan mereka.
Komunitas ini menggunakan sastra sebagai medium ekspresi yang mudah dijangkau. Sastra tidak lagi dianggap sebagai hal yang rumit dan eksklusif, melainkan menjadi wahana berkomunikasi yang sederhana dan jujur bagi generasi muda.
Tukar Akar: Ruang Ekspresi dan Kreativitas
Sejak didirikan pada 6 Agustus 2023, Komunitas Tukar Akar berfokus pada pengembangan kreativitas anak muda melalui sastra. Kei Kurnia, ketua komuitas, mengungkapkan bahwa komunitas ini bertujuan menyediakan ruang belajar yang hangat untuk saling berbagi perspektif dan inspirasi. Mereka menyediakan berbagai kegiatan produktif yang melibatkan menulis bersama, workshop teknik menulis, serta kegiatan membaca karya secara bersama.
Akbar Ariantono, anggota berusia 22 tahun, mengatakan bahwa dirinya menemukan wadah nyata untuk mengekspresikan dan membagikan karya sastra. Menurutnya, bukan hanya soal menulis atau membaca secara individual, tetapi juga bagaimana membacakan karya tersebut menjadi pengalaman yang penuh makna dan terasa nyata bagi para anggotanya.
Membangun Relasi Melalui Sastra
Tukar Akar bukan sekadar komunitas menulis biasa, melainkan ruang aman untuk berbagi cerita dan sekaligus berproses secara emosional. Para anggota seringkali merasa lebih mudah membuka diri lewat tulisan. Bahasa sastra memberikan jarak aman untuk mengekspresikan perasaan yang susah diungkapkan secara langsung.
Kei menjelaskan bahwa dulu menulis sastra terasa seperti berjalan sendirian di jalan sepi tanpa tahu kepada siapa karya itu akan dibagikan. Komunitas ini kini menjadi tempat di mana anak muda yang mencintai sastra bisa bertemu, saling mendengar, dan memperkaya cara pandang satu sama lain.
Sastra: Bahasa yang Mudah Dijangkau dan Dekat dengan Perasaan
Salah satu anggapan yang dipatahkan oleh komunitas ini adalah bahwa sastra itu sulit dan berbahasa tinggi. Tukar Akar mengajarkan bahwa sastra bisa hadir lewat bahasa sederhana yang jujur dan dekat dengan pengalaman sehari-hari. Kei menyatakan, “Kita bisa belajar mengungkapkan perasaan dan menata kata-kata kita dengan lebih indah dan mewakili perasaan itu sendiri.”
Proses kreatif di sini melibatkan imajinasi yang diolah dari pengalaman batin seperti kegembiraan, kemarahan, atau kegelisahan. Karya yang dihasilkan bukan sekadar keahlian bahasa, tetapi cerminan dari kehidupan dan kesadaran bersama.
Langkah-Langkah Berkarya Bersama Tukar Akar
- Mendalami teknik menulis lewat workshop dan diskusi
- Menulis karya sastra secara kolaboratif dan individu
- Mengoreksi dan merevisi karya secara bersama
- Memperlihatkan karya lewat pembacaan dan publikasi
- Menjalin ikatan emosional dan memperluas jejaring
Kegiatan ini juga mengajak anggota untuk berani bereksperimen dan tidak takut mengekspresikan diri lewat tulisan. Ruang yang disediakan menjadi tempat di mana keberanian dan kreativitas berkembang bersama.
Ruang Aman untuk Tumbuh dan Berkembang
Di komunitas ini, sastra hadir sebagai sahabat yang menenangkan. Anak muda menemukan ruang yang membuat mereka merasa diterima dan bebas mengekspresikan diri. Tukar Akar menjadi contoh penting bagaimana seni dan kebudayaan bisa memfasilitasi kesehatan mental sekaligus menjadi ruang kreatif yang menyenangkan.
Dengan adanya komunitas ini, anak muda berpeluang menemukan teduh dan tempat pulih dari hiruk-pikuk kehidupan modern. Mereka tidak lagi merasa sendiri dalam perjalanan berkarya, namun berproses bersama dalam suasana persahabatan dan saling mendukung.
Baca selengkapnya di: yoursay.suara.com