8 Rekomendasi Penting dari Konsolidasi BEM Nusantara yang Wajib Diketahui Mahasiswa

Shopee Flash Sale

Konsolidasi Daerah Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM Nus) Koordinator Daerah Sumatera Utara telah selesai dilaksanakan di Asahan. Acara ini menghasilkan delapan rekomendasi penting yang langsung diarahkan untuk menjawab masalah nyata di Sumatera Utara.

Selama tiga hari, para presiden mahasiswa dari universitas seluruh Sumatera Utara berkumpul dan berdiskusi tentang isu pendidikan, pemerataan pembangunan, serta persoalan sosial yang mendesak. Meski sempat menghadapi upaya penghentian dari sekelompok mahasiswa, konsolidasi berhasil berjalan sukses dengan suasana penuh semangat dan kebersamaan.

Peran Mahasiswa Sebagai Solusi

Yogi Mahendra selaku Presiden Mahasiswa BEM Nusantara Korda Sumut menegaskan bahwa hasil forum tersebut adalah bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap masa depan daerahnya. Ia menekankan, hasil diskusi dan rumusan yang dibawa tidak hanya akan berhenti sebagai wacana, tetapi diupayakan untuk benar-benar diimplementasikan.

Menurut Yogi Mahendra, seluruh rekomendasi akan disampaikan secara resmi kepada pemerintah provinsi dan DPRD Sumatera Utara untuk segera ditindaklanjuti. Ia mengungkapkan bahwa mahasiswa ingin menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengkritik kebijakan pemerintah.

Assay Pratama Lubis sebagai ketua panitia pelaksana merasa bangga dengan kelancaran acara yang penuh dinamika tersebut. Assay juga mengatakan, kegiatan itu menunjukkan semangat mahasiswa Sumatera Utara dalam memperjuangkan kepentingan publik masih sangat tinggi.

Delapan Rekomendasi Utama Hasil Konsolidasi BEM Nusantara Korda Sumut

Hasil pembahasan melahirkan delapan rekomendasi strategis yang dianggap sebagai prioritas untuk segera dibawa ke ranah kebijakan daerah dan nasional. Berikut adalah daftar rekomendasi tersebut:

  1. Mendesak perbaikan jalan rusak di Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan. Pemerintah daerah dan provinsi diminta segera memperbaiki infrastruktur jalan demi pemerataan pembangunan di wilayah pesisir.
  2. Menuntut transparansi dalam program KIP Kuliah di seluruh kampus. BEM Nus menemukan indikasi penyalahgunaan kewenangan kampus yang kerap mengancam pencabutan bantuan kepada mahasiswa penerima KIP.
  3. Merekomendasikan pemerataan akses pendidikan tinggi, terutama bagi mahasiswa dari daerah terpencil yang masih kesulitan memperoleh kuota kuliah yang layak.
  4. Meminta peningkatan infrastruktur pendidikan di kabupaten/kota Sumatera Utara. Pemerintah didorong untuk memastikan kelayakan sarana dan prasarana pendidikan agar menjadi perhatian prioritas.
  5. Menyerukan penanganan serius problematika peredaran narkoba. Kota Binjai dicermati sebagai salah satu pusat peredaran narkoba paling rawan dan penanganannya dinilai masih belum maksimal.
  6. Meminta pemerintah tegas memberantas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Sumatera Utara, apalagi kasus meninggalnya warga bernama Argo Prasetyo di Kabupaten Langkat masih segar di ingatan publik.
  7. Mendesak penanggulangan banjir di Kota Medan yang setiap tahun terjadi dan berimbas pada aktivitas masyarakat serta penurunan kualitas lingkungan hidup.
  8. Menuntut kelanjutan pembangunan jalan strategis yaitu ruas Sipiongot–batas Labuhan Batu dan Hutaimbaru–Sipiongot di Padang Lawas Utara yang sempat terhenti akibat dugaan penyalahgunaan anggaran.

Urgensi Kolaborasi dan Pengawalan Aspirasi

Seluruh rekomendasi yang dihasilkan merupakan bentuk akuntabilitas mahasiswa kepada masyarakat Sumatera Utara. BEM Nusantara menilai, pendekatan kolaboratif dan keterlibatan mahasiswa akan menjadi motor penggerak perubahan.

Dalam keterangannya, Yogi Mahendra menegaskan mahasiswa akan terus jadi pengawal utama agar delapan rekomendasi tadi benar-benar diwujudkan pemerintah. Tidak cukup sekadar kritik, BEM Nus menyatakan komitmen mereka dalam mengawasi seluruh proses tindak lanjut di tingkat eksekutif maupun legislatif.

Menurut arsip media terpercaya, konsolidasi semacam ini semakin penting karena mempertemukan berbagai pandangan representatif dari mahasiswa di daerah. Mereka dinilai mampu menyerap suara dan kebutuhan masyarakat di tingkat paling bawah yang kerap tidak terakomodasi dalam program pemerintah.

Perhatian Khusus pada Infrastruktur dan Isu Sosial

Pada pembahasan infrastruktur, perbaikan jalan Sei Kepayang dan kelanjutan pembangunan dua jalur lintas utama di Padang Lawas Utara menjadi fokus utama. Mahasiswa menilai, pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan pedalaman.

Untuk akses pendidikan, transparansi jalannya program KIP Kuliah dan pemerataan kuota mahasiswa dari desa terpencil adalah titik temu aspirasi banyak peserta konsolidasi. BEM Nus menemukan indikasi penyalahgunaan dan intimidasi di sejumlah kampus, sehingga pengawasan perlu segera diperkuat.

Ketiadaan infrastruktur pendidikan yang memadai di beberapa daerah juga menjadi sorotan. Berdasarkan temuan di lapangan, banyak sekolah dan kampus yang tidak memperoleh pembangunan fasilitas secara memadai jika dibanding dengan wilayah perkotaan.

BEM Nus juga mengangkat isu sosial berat seperti peredaran narkoba di Binjai dan perdagangan manusia di Langkat. Dua isu ini dianggap memerlukan prioritas tertinggi bagi penegak hukum dan pemerintah, untuk menghentikan jatuhnya korban di masa mendatang.

Dukungan terhadap Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara

Meski konsolidasi sempat terganggu oleh dinamika internal kelompok mahasiswa, penyelenggaraan kegiatan berjalan lancar hingga penutupan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa gerakan mahasiswa di Sumatera Utara masih solid dan mampu menjaga konsistensi dalam memperjuangkan keadilan sosial.

Assay Pratama Lubis meyakini, forum konsolidasi seperti ini harus dipertahankan dan rutin dilaksanakan untuk menjaga idealisme gerakan mahasiswa. Ia berharap rekomendasi dari BEM Nus deve menjadi landasan perumusan kebijakan publik yang pro-rakyat.

Situasi sosial dan politik di Sumatera Utara kini membutuhkan integrasi partisipasi mahasiswa ke dalam keputusan penting pemerintah daerah. Kehadiran mahasiswa sebagai mitra kritis diharapkan bisa membawa dampak langsung pada perubahan sistem dan pelayanan publik.

Dengan hasil konsolidasi serta delapan rekomendasi yang telah disusun, BEM Nusantara Sumatera Utara mempertegas komitmen mereka untuk terus berperan aktif mengawal kebijakan strategis daerah. Kolaborasi lintas kampus, keterbukaan informasi, serta advokasi berkelanjutan menjadi fondasi menuju Sumatera Utara yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.

Berita Terkait

Back to top button