
Tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) mengalami kecelakaan saat mengikuti kegiatan rafting di Sungai Cimanuk, Kabupaten Indramayu. Insiden ini terjadi di sekitar Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, dan menjadi perhatian publik karena dua mahasiswa masih dinyatakan hilang.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat ketujuh mahasiswa Polindra mengikuti kegiatan arung jeram sebagai bagian dari aktivitas luar ruang. Mereka tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Polindra. Saat melintasi aliran sungai di Bendungan Karet Bangkir, perahu karet yang dinaiki terbalik akibat arus deras.
Sebanyak lima mahasiswa berhasil diselamatkan setelah tercebur ke sungai. Mereka adalah Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Tim penyelamat segera mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman.
Namun, dua mahasiswa atas nama Agung dan Muhammad Lana Wiratno dinyatakan hilang usai kejadian. Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian intensif di lokasi kejadian. Operasi pencarian melibatkan petugas Basarnas, kepolisian setempat, serta relawan dari komunitas setempat.
Daftar Nama 7 Mahasiswa Polindra yang Terlibat Kecelakaan Rafting
Berdasarkan data dari sumber terpercaya, berikut daftar lengkap nama tujuh mahasiswa yang terlibat dalam insiden tersebut:
- Gelar (selamat)
- Heliyah (selamat)
- Nonik (selamat)
- Mus Ali (selamat)
- Fatir (selamat)
- Agung (hilang)
- Muhammad Lana Wiratno (hilang)
Pihak Polres Indramayu melalui Kasat Polairud Polres Indramayu, AKP Asep Suryana, menyatakan bahwa seluruh korban merupakan anggota aktif Mapala Polindra. Kegiatan rafting tersebut sudah direncanakan sebagai upaya melatih ketahanan dan kebersamaan anggota. Namun, kondisi sungai yang deras dan tak terduga menyebabkan perahu karet terbalik.
Kronologi Kejadian di Sungai Cimanuk
Berdasarkan keterangan saksi, insiden terjadi ketika rombongan mahasiswa tengah asyik mengarungi aliran sungai. Saat melewati bagian sungai yang cukup deras, perahu mereka tidak mampu melawan arus sehingga akhirnya terbalik. Seluruh peserta tercebur ke sungai secara bersamaan.
Sebagian besar mahasiswa dapat segera menyelamatkan diri ke tepi. Namun dua orang lainnya terbawa arus sungai dan menghilang dari jangkauan. Upaya pencarian langsung dilakukan oleh tim SAR dan warga di sekitar lokasi.
Langkah Penanganan dan Pencarian Korban Hilang
Tim SAR gabungan dikerahkan dengan alat bantu seperti perahu karet dan perlengkapan penyelam untuk mempercepat pencarian korban. Setiap sudut sungai di area kecelakaan disisir secara teliti untuk menemukan dua mahasiswa yang hilang.
Keterlibatan berbagai unsur, mulai dari Basarnas, Polairud Indramayu, hingga relawan masyarakat, memastikan operasi berjalan efektif. Koordinasi antartim dilakukan dengan baik guna memaksimalkan peluang penyelamatan korban.
Fakta-fakta Penting dari Insiden Rafting Polindra
- Seluruh korban merupakan mahasiswa aktif dan anggota Mapala Polindra.
- Kejadian berlangsung di Bendungan Karet Bangkir, Sungai Cimanuk, Indramayu.
- Perahu karet terbalik akibat arus deras dan menyebabkan seluruh peserta tercebur ke sungai.
- Lima mahasiswa berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
- Dua mahasiswa atas nama Agung dan Muhammad Lana Wiratno masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Respons Dari Berbagai Pihak Terkait Insiden
Kepolisian Indramayu mengimbau agar seluruh aktivitas luar ruangan dengan risiko tinggi dapat mengutamakan keselamatan dan prosedur standar. Koordinasi dengan instansi terkait, termasuk pelatihan evakuasi darurat, sangat diperlukan agar insiden serupa tidak terulang.
Pihak kampus Polindra juga telah turun langsung ke lokasi untuk memantau perkembangan proses pencarian. Keluarga korban selalu diberikan informasi perkembangan terbaru oleh petugas terkait.
Pentingnya Standar Keamanan pada Kegiatan Alam
Kegiatan arung jeram atau rafting menuntut standar keamanan yang ketat, terutama pada musim dengan curah hujan tinggi yang meningkatkan debit air sungai. Penggunaan alat pelindung diri seperti jaket pelampung, helm, dan pendamping profesional menjadi syarat wajib.
Pengalaman ini mengingatkan pentingnya edukasi dan mitigasi risiko sebelum melakukan kegiatan serupa. Pihak penyelenggara wajib melakukan assessment kondisi sungai sebelum memulai arung jeram.
Peran Tim SAR dalam Operasi Penyelamatan
Pencarian korban berlangsung dengan melibatkan penyelam dan pemandu lokal yang memahami karakter sungai Cimanuk. Metode pencarian dilakukan dengan menyisir aliran sungai dan mengoptimalkan waktu siang hari, ketika visibilitas lebih baik.
Petugas tidak menemukan hambatan teknis selama proses evakuasi, meski medan cukup menantang akibat derasnya arus sungai. Komunikasi juga berjalan lancar berkat kerjasama lintas instansi.
Harapan Keluarga dan Doa Masyarakat
Keluarga korban masih berkumpul di sekitar lokasi untuk menunggu kabar terbaru. Mereka berharap kedua mahasiswa yang hilang segera ditemukan dalam kondisi selamat. Dukungan moral dan doa turut mengalir dari rekan mahasiswa serta masyarakat Kabupaten Indramayu.
Kasat Polairud Polres Indramayu mengingatkan seluruh peserta kegiatan alam agar mematuhi aturan keselamatan dan selalu memperhatikan faktor risiko. Peristiwa ini diharapkan menjadi pelajaran bersama bagi semua pihak yang terlibat dalam aktivitas luar ruang, agar lebih waspada dan siap menghadapi kondisi tidak terduga di alam terbuka.





