Lagu Jingle Bells sering dianggap sebagai lagu Natal yang wajib dinyanyikan setiap musim liburan. Namun, pada kenyataannya, lagu ini tidak diciptakan untuk merayakan Natal melainkan sebagai hiburan musim dingin.
Menurut History.com yang mengutip arsip Library of Congress, Jingle Bells ditulis oleh James Lord Pierpont pada tahun 1857. Judul aslinya adalah “The One Horse Open Sleigh” yang menggambarkan keseruan naik kereta salju dan balapan di jalanan bersalju di Medford, Massachusetts.
Dr. Kyna Hamill dari Boston University menjelaskan bahwa lagu ini pertama kali dipentaskan pada 15 September 1857 di Ordway Hall, Boston. Hal ini menegaskan bahwa lagu tersebut awalnya dibuat untuk menghibur di musim dingin, bukan untuk Natal.
Seiring waktu, lagu Jingle Bells mulai dianggap sebagai lagu Natal karena melodi yang ceria dan mudah diingat. Paduan suara sering membawakan lagu ini pada acara liburan musim dingin, sehingga perlahan melekat kuat dengan suasana Natal.
Popularitas lagu ini semakin meningkat setelah direkam oleh Bing Crosby dan The Andrews Sisters pada tahun 1943. Versi tersebut membuat Jingle Bells dikenal luas sebagai lagu klasik Natal di berbagai negara.
Meski populer, terdapat kritik sejarah mengenai asal-usul lagu ini. Penelitian Dr. Kyna Hamill mengungkap bahwa lagu Jingle Bells awalnya dibawakan dalam “minstrel show”, pertunjukan abad ke-19 yang sering mengandung unsur rasis dan menggunakan blackface.
Selain itu, terdapat perdebatan mengenai tempat penulisan lagu ini. Medford, Massachusetts, dan Savannah, Georgia, masing-masing mengklaim sebagai kota kelahirannya. Namun sumber History.com menyatakan bukti lebih kuat mengarah ke Boston atau Medford karena aktivitas balapan kereta salju di sana.
Ada fakta menarik lain tentang Jingle Bells. Pada tahun 1965, lagu ini menjadi lagu pertama yang diputar di luar angkasa oleh astronaut Wally Schirra dan Thomas Stafford. Mereka memainkan lagu ini menggunakan harmonika kecil dan lonceng sebagai hiburan selama misi.
Beberapa bait asli lagu ini ternyata mengandung cerita tentang aksi nakal masa muda, seperti jatuh dari kereta salju atau balapan yang seru. Dengan demikian, Jingle Bells sebenarnya menggambarkan keseruan musim dingin dan masa muda, bukan suasana Natal yang hening.
Sejarah unik Jingle Bells menunjukkan bahwa lagu ini jauh lebih dari sekadar lagu Natal. Cerita dan latar belakangnya menambah pemahaman tentang bagaimana sebuah lagu bisa berubah makna sesuai waktu dan budaya.
