
Perayaan Natal di Indonesia tidak hanya diwarnai dengan tradisi ibadah dan hiasan khas, tetapi juga ragam kue tradisional yang menjadi bagian penting dalam merayakan kebersamaan keluarga. Setiap daerah memiliki jenis kue khas yang unik dan memiliki makna budaya berbeda, menunjukkan keberagaman kuliner Nusantara saat Natal.
Berikut adalah tujuh kue khas Natal dari berbagai daerah di Indonesia yang sering hadir di meja keluarga saat perayaan Natal. Setiap kue memiliki cita rasa dan cerita khas yang melengkapi suasana hangat di momen spesial ini.
1. Klappertaart (Manado)
Klappertaart adalah kue kelapa khas Manado yang populer saat Natal. Kue ini terbuat dari daging kelapa muda, susu, tepung, telur, dan mentega. Aromanya yang harum dari bubuk kayu manis dan topping kismis atau almond menambah kenikmatan. Teksturnya lembut dan creamy seperti custard, disajikan dingin untuk memberikan sensasi hangat saat disantap bersama keluarga.
2. Kue Lapet (Batak)
Kue lapet atau lampet dikenal sebagai kudapan manis Batak. Terbuat dari tepung beras atau ketan, diisi kelapa parut dan gula merah, lalu dibungkus daun pisang. Bentuknya menyerupai limas dengan tekstur lembut dan rasa legit yang khas. Kue ini tidak pernah absen hadir dalam perayaan Natal di kalangan masyarakat Batak.
3. Bagea (Maluku)
Bagea merupakan kue kering tradisional Maluku yang biasa dinikmati saat Natal. Kue ini menggunakan tepung sagu sebagai bahan utama dengan tambahan gula halus, minyak sayur, dan biji bintang. Teksturnya keras dan renyah, biasanya disantap bersama kopi atau teh untuk menambah kehangatan suasana. Beberapa varian menambahkan taburan wijen atau kenari sebagai pelengkap.
4. Poporcis (Ambon)
Poporcis merupakan adaptasi makanan Belanda, poffertjes, di Ambon. Bahan dasarnya labu kuning atau ubi jalar, tepung terigu, telur, gula, dan santan. Kaya rasa dan lembut, poporcis disajikan hangat dengan taburan gula halus atau sirup manis, yang membuatnya cocok untuk sarapan atau teman minum teh saat Natal. Kue ini melambangkan kebersamaan keluarga yang erat.
5. Kue Lampu-Lampu (Manado)
Selain klappertaart, Manado juga punya kue lampu-lampu yang khas. Terbuat dari tepung beras, santan, gula, dan daun pandan, kue ini dikukus dalam cetakan berbentuk perahu yang disebut takir. Bagian dasar kue diisi gula merah, menciptakan rasa manis dan gurih sekaligus. Teksturnya lembut dan kenyal, sehingga menjadi hidangan wajib saat Natal di Manado.
6. Lapis Legit (Khas Belanda – Adaptasi Indonesia)
Lapis legit merupakan kue berlapis yang pembuatannya memerlukan proses pemanggangan bertahap. Kue ini berasal dari pengaruh Belanda yang dipadukan dengan rempah lokal seperti kayu manis, pala, dan cengkeh. Teksturnya manis dan legit, dan setiap lapisan kue melambangkan rezeki berlapis dan kemakmuran. Lapis legit menjadi kue favorit untuk menyambut tamu saat Natal.
7. Kue Sakko (Papua)
Kue sakko adalah sajian tradisional khas Papua yang hadir saat Natal. Terbuat dari tepung sagu, gula aren, dan kelapa parut, kue ini memiliki rasa manis alami dan tekstur lembut serta kenyal. Biasanya kue sakko disajikan bersama teh atau kopi hangat, menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan keluarga di momentum Natal.
Kue-kue Natal di Indonesia tidak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga merepresentasikan tradisi dan kebudayaan lokal yang kaya. Hadirnya kue tersebut menambah warna dalam perayaan Natal keluarga, serta menguatkan rasa saling berbagi antaranggota keluarga. Menikmati kue khas ini bersama keluarga dapat menjadi momen berharga yang diingat sepanjang masa.
Setiap daerah membawa kekayaan tradisi kuliner yang unik ke dalam perayaan Natal, membuktikan bahwa lembaran kue manis juga dapat bercerita tentang keberagaman dan keakraban antarwarga Indonesia. Kue-kue tersebut menjadi bentuk nyata pelestarian warisan budaya di tengah modernisasi.





