
Orang yang dikenal mager atau malas gerak ternyata memiliki kebiasaan-kebiasaan tersembunyi yang efektif dan dapat meningkatkan produktivitas. Kebiasaan ini tidak sekadar kemalasan, melainkan strategi yang cermat untuk menghemat tenaga dan waktu.
Salah satu trik orang mager adalah mengelompokkan tugas-tugas serupa dalam satu waktu. Misalnya, mereka melakukan pencucian pakaian hanya sekali seminggu atau menjadwalkan semua pertemuan di hari yang sama. Metode ini, yang disebut batching, membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan hemat energi.
Orang yang mager juga gemar mengotomatiskan aktivitas rutin. Mereka memanfaatkan auto-pay untuk tagihan dan berbelanja dengan pengaturan jadwal otomatis agar tidak perlu repot keluar rumah. Bahkan penggunaan smart bulb untuk mengatur lampu secara otomatis semakin populer, sebagaimana tren perangkat rumah pintar di Amerika yang mencapai 57 persen pada 2023.
Penghematan energi juga terlihat dalam kebiasaan berpakaian. Mereka menggunakan formula pakaian yang sama setiap hari, seperti celana jeans dengan kaos, untuk mengurangi waktu memilih baju di pagi hari. Strategi ini memungkinkan fokus energi pada hal-hal lebih penting dibanding soal penampilan.
Fenomena kerja dari rumah yang semakin marak juga mengakomodasi kebiasaan orang mager. Survei Gallup mencatat 51 persen karyawan memilih model hybrid dan 28 persen bekerja sepenuhnya dari rumah. Mereka menikmati fleksibilitas waktu, terhindar kemacetan, dan kenyamanan tanpa harus memakai pakaian formal ke kantor.
Selain itu, orang mager senang mencari jalan pintas untuk mempercepat tugas. Mereka memanfaatkan pintasan keyboard dan menggunakan template email yang sudah tersedia agar pekerjaan berjalan efisien. Kebiasaan ini membuktikan mereka bekerja dengan cerdas, bukan sekadar mengambil jalan instan tanpa kualitas.
Menetapkan tujuan yang sederhana juga menjadi strategi orang mager agar konsisten. Alih-alih target besar, mereka memilih tujuan kecil seperti berjalan kaki 10 menit setiap hari. Studi British Journal of Sports Medicine 2023 membuktikan bahwa jalan kaki singkat harian bisa menurunkan risiko kematian dini sebesar 23 persen, menandakan dampak besar dari perubahan kecil.
Terakhir, orang mager tidak segan mendelegasikan tugas tanpa merasa bersalah. Mereka mengatur waktu dan tenaga dengan meminta bantuan agar pekerjaan tetap selesai, tanpa harus mengorbankan energi untuk menangani segala hal sendiri. Ini menunjukkan kemampuan mereka memprioritaskan hal penting secara efisien.
Kebiasaan-kebiasaan ini membuktikan bahwa perilaku yang tampak “mager” sebenarnya mengandung strategi produktivitas tinggi. Dengan mengelola waktu dan energi secara cerdas, orang mager dapat lebih fokus pada hal esensial dan menjaga kesejahteraan diri sekaligus selesai dengan tugas yang ada.





