Banjir yang melanda Sumatera Barat terus menimbulkan dampak serius dengan meningkatnya jumlah korban jiwa. Hingga Sabtu, 29 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 90 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Selain itu, 85 orang masih dinyatakan hilang, sedangkan 10 lainnya mengalami luka-luka.
Sumatera Barat menjadi daerah dengan dampak paling parah jika dibandingkan dengan wilayah lain terdampak seperti Sumatera Utara dan Aceh. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa operasi penanganan darurat masih terus diprioritaskan. Fokus utama saat ini adalah pencarian dan penyelamatan korban, serta memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
Pengungsi akibat banjir di Sumbar jumlahnya mencapai 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa. Wilayah Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan tercatat sebagai dua daerah dengan jumlah pengungsi terbesar. Kerusakan infrastruktur cukup parah, dengan beberapa jalan utama provinsi dan nasional yang rusak berat akibat longsor dan jembatan putus.
Kerusakan jalan menyebabkan banyak wilayah sulit diakses sejak hari pertama kejadian. Namun, distribusi bantuan logistik mulai menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Bantuan dari daerah sekitar seperti Padang Pariaman dan Pesisir Selatan sudah mulai sampai ke sejumlah lokasi prioritas.
Terdapat delapan titik tambahan yang masih dalam proses penyaluran bantuan dengan pengawalan ketat untuk menjamin keamanan dan kelancaran distribusi. BNPB juga telah menugaskan 24 personel pendamping untuk mendukung penanganan di lapangan agar proses evakuasi dan bantuan berjalan optimal.
Pemerintah pusat mengirimkan bantuan darurat berupa alat komunikasi, genset, tenda, perangkat LCR, serta ribuan paket makanan siap saji. Semua bantuan tersebut telah tiba di Bandara Internasional Minangkabau untuk segera didistribusikan ke wilayah terdampak.
Untuk mempercepat pengiriman bantuan ke daerah yang masih terisolasi, BNPB mengerahkan pesawat Caravan dan helikopter Bell 505. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi keterlambatan bantuan terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau lewat jalan darat.
Kondisi saat ini menunjukkan keprihatinan tinggi dengan jumlah korban jiwa yang terus bertambah. Pemerintah dan lembaga terkait terus berusaha memberikan respon cepat agar kebutuhan pengungsi segera terpenuhi dan akses ke wilayah terdampak dapat dibuka kembali.
Pemantauan situasi masih terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur dari pusat dan daerah. Ini penting guna memastikan operasi pencarian korban dan penanggulangan bencana tetap berjalan efektif sampai keadaan kembali kondusif.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id