Kisah Erik Sewa Alat Berat Demi Temukan Jasad Ibu Tertimbun Longsor di Agam
Bencana galodo atau banjir bandang bercampur longsor mengguncang Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Kamis sore (27/11). Peristiwa tersebut menghancurkan rumah-rumah penduduk dan membawa lumpur, batu besar, serta kayu yang menimbun pemukiman. Salah satu korban terdalam datang dari Erik Andesra, seorang warga yang kehilangan ibunya dalam kejadian itu.
Erik yang mendapat kabar segera menuju lokasi kejadian. Sesampainya di dekat rumah sang ibu, dia hanya melihat genangan air berlumpur dan bongkahan batu yang menyapu bersih tempat tinggal ibunya. Rumah yang selama ini menjadi tempat berteduh hilang tanpa bekas akibat terjangan galodo yang sangat cepat.
Detik-detik Terakhir dan Upaya Pencarian
Ibunya diketahui sedang melaksanakan salat ketika bencana menerjang. Erik mengungkapkan bahwa ibunya tidak sempat menyelamatkan diri karena air datang tiba-tiba dari belakang. Informasi ini menghancurkan harapan Erik, namun dia tetap berusaha menyisir reruntuhan demi menemukan jasad sang ibu.
Sehari demi hari, Erik menggali puing-puing rumah dengan tangan kosong, namun hasilnya nihil. Bantuan alat berat dari pihak terkait juga belum datang saat itu. Karena situasi darurat, Erik memutuskan menyewa alat berat sendiri untuk mempercepat proses pencarian.
Langkah Erik Sewa Alat Berat Secara Mandiri
Erik menjelaskan bahwa jika hanya mengandalkan tenaga manusia biasa, usaha mereka tidak akan cukup. Ia menyewa alat berat dengan biaya pribadi, agar bisa menggali timbunan lumpur, batu, dan kayu yang menutupi rumah ibunya. Penggalian yang dilakukan dengan alat tersebut berlangsung lebih efisien dan membuka area pencarian yang lebih luas.
Setelah penggalian intensif, jasad ibu Erik akhirnya ditemukan dalam keadaan mengenakan mukena. Ia meninggal saat sedang salat, tepat pada saat bencana itu melanda. Hal ini mengiris hati Erik dan keluarganya yang kemudian segera memakamkan jenazah di pemakaman keluarga.
Duka Bertambah dengan Hilangnya Empat Keluarga Lain
Selain kehilangan ibunya, Erik juga masih berjuang mencari empat anggota keluarganya yang hilang akibat bencana tersebut. Kejadian ini menjadi gambaran pahit bagaimana bencana alam tidak hanya merenggut properti dan nyawa, melainkan juga memaksa warga untuk bertindak sendiri ketika bantuan belum datang.
Data Resmi Korban Galodo di Sumbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mencatat hingga saat ini terdapat 129 korban meninggal dunia akibat galodo yang melanda tujuh kota dan kabupaten. Data ini menunjukkan besarnya dampak bencana dan pentingnya penanganan cepat serta bantuan yang memadai.
Potret Keteguhan di Tengah Bencana
Kisah Erik Andesra menegaskan bahwa dalam situasi genting, keteguhan dan cinta seorang anak dapat menjadi sumber kekuatan luar biasa. Meski duka melanda dan keadaan sangat sulit, Erik tidak menyerah mencari sang ibu hingga ditemukan. Ini menjadi pelajaran penting tentang kekuatan kemanusiaan di tengah musibah.
Kisah Erik juga mengingatkan bahwa selain bantuan dari pemerintah dan lembaga, inisiatif warga adalah kunci dalam menghadapi bencana. Dukungan logistik dan alat berat perlu dipercepat agar pencarian dan evakuasi berjalan lebih efektif, mencegah korban bertambah dan memulihkan kondisi masyarakat terdampak.
Baca selengkapnya di: www.suara.com