Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi tengah melakukan evaluasi terhadap metode penyaluran bantuan melalui udara atau airdrop bagi korban bencana di Sumatera. Evaluasi ini dipicu oleh viralnya video bantuan yang pecah dan berserakan setelah dijatuhkan dari helikopter.
Video yang beredar di media sosial itu menampilkan beras dan logistik lainnya yang berceceran di tanah. Warga yang berada di lokasi terlihat memunguti kembali bantuan tersebut sambil menyampaikan keberatan atas cara penyaluran yang dianggap tidak tepat.
Evaluasi Mekanisme Airdrop
Kapolri menyatakan bahwa aspek pengemasan logistik dan ketinggian helikopter saat menjatuhkan bantuan menjadi fokus perbaikan. Pihaknya ingin memastikan agar bantuan yang diterima korban bencana tetap dalam kondisi baik dan layak pakai.
“Tingkat ketinggiannya kita atur supaya logistik yang disalurkan lewat airdrop tetap terjaga,” tegas Jenderal Listyo. Ia berharap langkah ini bisa meningkatkan efektivitas distribusi bantuan dan mengurangi kerusakan barang yang didistribusikan.
Kritik dan Reaksi Publik
Kejadian tersebut memang mengundang kritikan luas dari masyarakat dan pengguna media sosial. Akun Instagram @bkmedan_ menjadi salah satu yang awal memposting video tersebut, sehingga mempercepat penyebaran informasi dan memicu diskusi tentang prosedur penyaluran bantuan yang lebih baik.
Penyaluran bantuan bencana biasanya dilakukan dengan pertimbangan aksesibilitas lokasi terdampak. Namun, cara menjatuhkan barang dari ketinggian yang terlalu tinggi tanpa pengamanan khusus berisiko merusak paket bantuan dan membahayakan penerima.
Upaya Perbaikan Penyaluran Bantuan
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kapolri menyampaikan fokus untuk melengkapi pengemasan agar lebih kuat dan menyesuaikan ketinggian helikopter saat melakukan airdrop. Ini menjadi langkah preventif agar distribusi lebih aman dan barang tiba dalam kondisi utuh.
Pelaksanaan airdrop dinilai tetap relevan terutama untuk daerah yang sulit dijangkau. Namun, prosedur teknis harus diperkuat agar tidak terjadi pemborosan sumber daya maupun potensi kerugian bagi warga terdampak.
Langkah TNI-Polri mempercepat distribusi bantuan
Selain evaluasi airdrop, TNI dan Polri menggelar operasi terpadu untuk mempercepat penyaluran bantuan bencana. Dikutip dari Menteri Pratikno, hingga kini sudah terkirim sekitar 500.000 ton bantuan ke daerah yang mengalami banjir dan bencana di Sumatera.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang terdampak dengan cepat dan efektif. Bagaimanapun, koordinasi antar lembaga tetap menjadi kunci utama dalam penyaluran bantuan bencana.
Hal yang perlu diperhatikan dalam airdrop
Berikut aspek penting yang harus diperhatikan dalam operasi airdrop bantuan bencana:
- Pengemasan logistik harus kokoh dan tahan terhadap benturan.
- Ketinggian penglepasan barang harus disesuaikan agar tidak merusak bantuan.
- Penentuan lokasi jatuh barang harus aman dan mudah dijangkau penerima.
- Koordinasi dengan pihak lokal agar pengambilan bantuan berjalan teratur.
- Pengawasan secara ketat untuk menghindari penyalahgunaan atau kerusakan.
Dengan evaluasi dan perbaikan ini, diharapkan keluhan masyarakat atas bantuan yang berserakan dapat diminimalisir. Kapolri menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan prosedur untuk mendukung penanggulangan bencana yang lebih baik.
Bantuan yang tepat sasaran dan terjaga kondisinya sangat penting untuk meringankan beban korban bencana di Sumatera. Upaya perbaikan ini menjadi bentuk komitmen aparat keamanan dalam menghadirkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat terdampak.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





