Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan pentingnya pengelolaan kekayaan alam dan budaya dengan mengedepankan etika. Hal tersebut perlu dilakukan agar nilai-nilai budaya tetap terjaga sekaligus memenuhi prinsip keberlanjutan untuk manfaat masyarakat luas.
Pernyataan itu disampaikan secara daring saat acara Peluncuran Buku Kebumen Mutiara Tanah Jawa dan Seminar Nasional Literasi Warisan Nusantara pada 3 Desember 2025 di Kebumen, Jawa Tengah. Lestari mencontohkan pengelolaan Geopark Kebumen sebagai praktik yang menekankan etika moral dan pelestarian lingkungan secara bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Pengakuan Geopark Kebumen oleh UNESCO
Geopark Kebumen secara resmi diakui UNESCO sebagai geopark warisan dunia sejak 2 Juni 2025. Pengakuan tersebut menjadi bukti pentingnya upaya perlindungan dan pemanfaatan kekayaan alam serta budaya dengan cara yang beretika. Lestari menyampaikan bahwa Geopark Kebumen bukan sekadar objek wisata atau ladang ekonomi. Ia menilai geopark itu merupakan bagian dari fondasi kebangsaan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, terutama dalam aspek moral dan lingkungan.
Peran Etika dalam Pengelolaan Kekayaan Alam dan Budaya
Lestari Moerdijat yang juga anggota Komisi X DPR RI meminta agar pengelolaan kekayaan alam dan warisan budaya dunia yang ada di Kebumen selalu mengutamakan pelestarian yang berkelanjutan. Ia mendorong tata kelola yang seimbang antara perlindungan dan pemanfaatan agar tidak menimbulkan kerusakan jangka panjang pada sumber daya alam maupun budaya.
Menurutnya, keberpihakan pada etika tersebut harus menjadi landasan utama agar manfaat dari kekayaan tersebut dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan mendatang. Lestari menegaskan bahwa pengelolaan dengan mengabaikan aspek moral dan lingkungan hanya akan merusak warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat.
Momentum dan Kolaborasi untuk Pengembangan Kebumen
Penetapan Geopark Kebumen sebagai warisan dunia sekaligus menjadi momentum strategis untuk membangun kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Lestari menunjuk Buku Kebumen Mutiara Tanah Jawa, yang diluncurkan bersamaan acara tersebut, sebagai simbol undangan terbuka bagi dunia untuk mengenal Kebumen secara menyeluruh.
Kolaborasi yang kuat diharapkan dapat mengoptimalkan potensi keanekaragaman alam dan budaya melalui pendekatan yang bertanggung jawab. Lestari juga menyinggung bahwa sinergi ini harus dirancang dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan agar jati diri Kebumen tetap dilestarikan sekaligus memberikan dampak positif ekonomi dan sosial bagi penduduk setempat.
Langkah Pengelolaan Geopark yang Beretika
- Menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pemanfaatan ekonomi.
- Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan pengelolaan budaya dan alam.
- Menanamkan nilai-nilai moral dan Pancasila dalam setiap aktivitas pengembangan.
- Menerapkan prinsip keberlanjutan yang menjaga sumber daya untuk generasi mendatang.
- Melakukan edukasi dan literasi tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan alam.
Lestari menekankan bahwa penerapan tata kelola beretika menjadi fondasi agar pemanfaatan kekayaan alam dan budaya tidak berubah menjadi eksploitasi atau perusakan. Model pengelolaan semacam ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjaga harmonisasi lingkungan, masyarakat, serta potensi budaya.
Melalui komitmen seperti ini, Geopark Kebumen diharapkan tidak hanya menjadi destinasi internasional namun juga contoh pengelolaan warisan dunia yang bertanggung jawab. Dengan etika sebagai pijakan utama, kekayaan alam dan budaya tetap dapat dijaga sekaligus memberi manfaat sekaligus memperkuat identitas kebangsaan Indonesia.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id