Taman Safari Sambut Kelahiran Bayi Panda Raksasa “RIO”, Ikon Konservasi Baru

Shopee Flash Sale

Taman Safari Indonesia (TSI) secara resmi mengumumkan kelahiran bayi panda raksasa pada tanggal 27 November 2025 di fasilitas konservasinya yang berlokasi di Cisarua, Bogor. Bayi panda tersebut diberi nama Satrio “RIO” oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebagai simbol harapan dan ketangguhan dalam upaya pelestarian satwa langka.

Nama “Satrio” sendiri berasal dari bahasa Indonesia yang berarti “ksatria” atau “pahlawan”. Penamaan ini mencerminkan komitmen kuat antara Indonesia dan Tiongkok dalam menjaga serta melindungi populasi panda raksasa yang saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 1.900 individu di seluruh dunia. Kelahiran bayi panda ini sekaligus menegaskan posisi Taman Safari Indonesia sebagai lembaga konservasi terpercaya dan berstandar internasional.

Peran Konservasi Taman Safari Indonesia

Indonesia kini bergabung dengan negara-negara ASEAN yang berhasil menyambut kelahiran bayi panda di wilayahnya. Keberhasilan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu mengelola dan melindungi spesies langka dengan standar internasional yang ketat. Kelahiran “RIO” merupakan hasil dari kerja sama konservasi jangka panjang antara Indonesia dan Tiongkok yang dimulai sejak 2017.

Program konservasi tersebut berfokus pada reproduksi berbasis ilmu pengetahuan yang didukung secara teknis oleh para ahli dari Tiongkok. Pemantauan hormon secara presisi dan observasi perilaku intensif dilakukan untuk memastikan keberhasilan reproduksi. Masa subur panda betina yang hanya berlangsung antara 24 hingga 72 jam dalam setahun menjadi tantangan utama.

Pendampingan dan Perawatan Bayi Panda

Pada tanggal 30 November, tim spesialis nursery dari Panda Center Tiongkok tiba di Indonesia untuk mendukung perawatan awal bayi panda yang masih sangat rentan. Saat ini, kesehatan RIO dalam kondisi stabil dan dipantau selama 24 jam oleh tim Life Science TSI. Kondisi ini penting agar bayi panda dapat tumbuh optimal dan mendapatkan perlindungan maksimal.

Indikator perkembangan awal bayi panda menunjukkan hasil positif. Vokalisasi bayi panda sudah mulai terdengar kuat dan proses menyusunya berjalan lancar dengan peningkatan berat badan yang konsisten. Dalam waktu 30 hingga 60 hari mendatang, RIO diperkirakan akan membuka mata, mulai tumbuh bulu, mengatur suhu tubuh dengan lebih stabil, serta menampilkan kemampuan motorik awal.

Pendampingan Ahli Internasional

Ahli dari China Conservation and Research Centre for the Giant Panda (CCRCGP) tetap berada di lokasi sebagai pemberi pendampingan teknis. Hal ini memastikan setiap tahap perkembangan bayi panda berjalan sesuai dengan standar kesejahteraan satwa internasional. Pada fase awal ini, bayi panda belum dapat diakses oleh publik untuk menghindari stres pada induk dan bayi.

Kelahiran bayi panda raksasa di Indonesia ini menunjukkan keberhasilan TSI dalam menjalankan program konservasi spesies terancam punah melalui kemitraan internasional. Keberhasilan tersebut juga menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian satwa langka di Indonesia terus meningkat dengan dukungan teknologi dan ilmu pengetahuan mutakhir.

Berbagai langkah ilmiah yang dilakukan mencakup pemantauan hormon, observasi perilaku intensif, dan perawatan intensif oleh tim ahli. Program ini menjadi model konservasi yang dapat dijadikan referensi di regional ASEAN dan dunia, guna menjamin kelangsungan hidup panda raksasa sebagai harta warisan biodiversitas global.

Taman Safari Indonesia terus berkomitmen melanjutkan kerja sama jangka panjang dengan mitra internasional demi keberhasilan konservasi panda raksasa serta spesies lainnya. Kelahiran bayi panda RIO menjadi simbol penting bahwa Indonesia tidak hanya berperan sebagai pelindung satwa langka, tetapi juga sebagai pelopor konservasi alam berstandar global di kawasan Asia Tenggara.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id

Berita Terkait

Back to top button