Pertamina Pasok LPG ke Daerah Bencana dengan Metode Sling Load, Efektif dan Cepat

Pertamina menyalurkan LPG ke wilayah Bener Meriah menggunakan metode sling load dengan helikopter karena akses jalan darat terputus dampak bencana. Pengiriman ini bertujuan agar bantuan energi hingga tabung LPG cepat sampai sekaligus aman.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menerangkan sebanyak 72 tabung Bright Gas 12 kg digantung pada kabel pengaman, palet, dan safety net. Metode sling load ini melalui proses pengecekan dan prosedur keselamatan yang ketat sejak penyiapan hingga pengiriman.

Setiap tabung disusun tegak dengan valve menghadap ke atas agar stabil saat diangkat dan mendarat. Kondisi ini sudah dianalisis dan dikoordinasikan bersama BNPB dan tim HSE Pertamina untuk menjamin keamanan pengiriman.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyaksikan langsung pengiriman perdana dari Bandara Malikussaleh, Lhokseumawe. Ia memberi apresiasi kepada TNI, BNPB, Polri, dan semua pihak yang terus berperan menyalurkan energi sekaligus misi kemanusiaan.

Simon menjelaskan Pertamina menyalurkan energi ke 164 posko dan 111 dapur umum di area terdampak. Selain LPG, Pertamina mendorong BBM untuk alat berat agar dapat bekerja mempercepat proses pemulihan di lokasi bencana.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengungkapkan sinergi yang kuat antara Pertamina, BNPB, TNI, dan Polri adalah kunci keberhasilan distribusi. Koordinasi ini membuat energi sampai tepat waktu dan membantu masyarakat terdampak mendapatkan manfaat segera.

Pengiriman LPG menggunakan helikopter Sikorsky S-61A dilakukan bertahap dari Bandara Sultan Iskandar Muda menuju Bandara Malikussaleh lalu ke Bandara Rembele, Bener Meriah. Metode sling load jadi alternatif efektif saat rute darat tidak bisa dilalui.

Berikut tahapan penting dalam pengiriman LPG metode sling load:

1. Penyusunan tabung LPG secara vertical dengan valve menghadap ke atas.
2. Penempatan tabung di atas palet yang dilengkapi cargo net untuk stabilitas.
3. Pengamanan dengan kabel sling yang diikat aman dengan safety net.
4. Penentuan batas ketinggian terbang helikopter sesuai prosedur safety.
5. Koordinasi intens dengan BNPB dan tim HSE untuk pengawasan keamanan.
6. Pelaksanaan penerbangan dari bandara utama ke bandara tujuan bertahap.
7. Kontrol ketat dalam handling dan pendaratan agar tabung tidak terguncang.

Metode sling load yang diaplikasikan Pertamina ini memperlihatkan inovasi dan kesiapan teknis dalam mendukung penanganan bencana. Upaya ini sesuai arahan Presiden dalam rapat terbatas di Banda Aceh agar penyediaan energi bencana tetap lancar meski kondisi medan sulit.

Selain itu, langkah ini juga menunjukkan komitmen Pertamina dalam menjalankan tugas kemanusiaan dan memastikan kebutuhan dasar seperti energi tetap terpenuhi. Pendekatan kolaboratif dengan instansi resmi memperkuat kecepatan respon dan efisiensi distribusi.

Dengan teknologi dan protokol keamanan yang ketat, Pertamina menjamin pengiriman LPG berisiko rendah dan efektif. Hal ini sangat krusial untuk membantu pemulihan pascakejadian bencana dan menjaga keberlangsungan aktivitas masyarakat terdampak.

Pengalaman distribusi energi menggunakan helikopter sling load ini juga bisa menjadi model untuk penanganan bencana di daerah lain yang mengalami kerusakan akses transportasi. Solusi cepat dan aman tetap jadi prioritas dalam situasi darurat.

Melalui langkah nyata seperti ini, Pertamina tidak hanya menyediakan energi, tetapi juga memperkuat ketahanan dan kesiapsiagaan bangsa dalam menghadapi bencana alam. upaya terus dilakukan agar bantuan sampai dengan tepat sasaran dan memberikan dampak positif langsung.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version