Selasa siang, 9 Desember 2025, ledakan baterai drone di lantai satu gedung Terra Drone, Jakarta Pusat, memicu kebakaran hebat. Dalam waktu singkat, api melahap gedung enam lantai, menewaskan 22 karyawan.
Menurut saksi, percikan api kecil muncul sebelum ledakan terjadi. Api cepat menjalar dan asap pekat memenuhi gedung hingga membuat evakuasi darurat dilakukan dengan tali.
Detik-detik kebakaran dan evakuasi
Kebakaran bermula saat karyawan menikmati istirahat seusai makan siang. Sebelas menit setelah laporan masuk, petugas pemadam kebakaran datang namun api sudah membesar.
Sekitar 15 orang terjebak di lantai atas dan turun menggunakan tali darurat dengan risiko besar. Petugas dengan 29 unit mobil dan 100 personel akhirnya berhasil memadamkan api pukul 14.10 WIB.
Asap karbon monoksida sebagai penyebab utama kematian
Kapolres Metro Jakarta Pusat mengatakan penyebab kematian korban adalah keracunan karbon monoksida (CO). Gas beracun ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dan menyebabkan asfiksia.
Luka bakar dialami 15 korban, tapi bukan menjadi penyebab utama kematian. Kebanyakan korban tidak sempat menyelamatkan diri sehingga kehabisan oksigen.
Korban termasuk seorang perempuan hamil tujuh bulan, yang meninggal dunia dalam peristiwa memilukan ini.
Ruangan kecil penyebab kebakaran besar
Polisi menemukan titik api berasal dari ruangan gudang berukuran 2×2 meter untuk menyimpan baterai lithium polymer (LiPo). Ruangan ini penuh baterai normal dan rusak yang disimpan tanpa sistem keamanan.
Baterai yang bertumpuk dan mudah rusak dapat menimbulkan percikan api jika terkena tekanan atau jatuh. Akibat percikan ini, reaksi berantai menyebabkan ledakan dan api meluas.
Keberadaan genset di ruangan yang sama juga memperparah suhu dan risiko kebakaran.
Pelanggaran serius standar keselamatan
Terra Drone gagal menerapkan prosedur penyimpanan bahan berbahaya sesuai standar. Tidak ada pemisahan antara baterai rusak dengan yang normal, juga tidak tersedia ventilasi memadai dan jalur evakuasi darurat.
Perusahaan juga tidak melatih pekerja soal keselamatan dan tidak menugaskan petugas K3. Gedung berizin sebagai kantor, namun aktivitas penyimpanan baterai berbahaya dijalankan tanpa fasilitas perlindungan.
Penetapan tersangka dan tuntutan hukum
Michael Wishnu Wardana, Direktur Utama PT Terra Drone Indonesia, telah ditetapkan tersangka. Ia dijerat dengan Pasal 187, 188, dan 359 KUHP atas kelalaian yang menyebabkan kematian.
Penahanan tersangka dilakukan dua hari setelah kebakaran untuk proses hukum lebih lanjut.
Respons pemerintah terhadap tragedi
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau lokasi dan menyoroti lemahnya kesiapan gedung terkait kebakaran. Pemprov menjamin biaya penguburan dan pengobatan korban.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan rencana evaluasi regulasi gedung dan kemungkinan inspeksi berkala untuk bangunan berisiko tinggi. Pemerintah ingin mencegah insiden serupa di masa depan.
Pembelajaran dari Tragedi Terra Drone
Kebakaran ini menegaskan perlunya manajemen risiko dan standar keselamatan ketat di era teknologi tinggi. Keamanan fasilitas penyimpanan baterai dan perangkat elektronik harus menjadi prioritas untuk melindungi nyawa manusia.
Tragedi Terra Drone menjadi peringatan bahwa prosedur formalitas tanpa implementasi nyata berpotensi menimbulkan bencana fatal. Peningkatan pengawasan dan edukasi keselamatan sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa.
Dengan tragedi ini, semua pihak terkait diharapkan semakin serius menjalankan standar keselamatan dan pengelolaan risiko. Hal ini penting agar tidak ada lagi korban jiwa akibat kebakaran akibat kelalaian penyimpanan bahan berbahaya.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





