Rumah Modular: Solusi Efektif Menekan Efek Rumah Kaca dan Ramah Lingkungan

Penggunaan rumah modular mendapatkan perhatian sebagai solusi pemukiman yang dapat menekan efek rumah kaca di kota-kota tropis. Sistem rumah modular mengintegrasikan material reflektif dan permeabel, ventilasi pasif, serta desain yang responsif terhadap iklim, sehingga mampu menurunkan beban panas dan mengurangi konsumsi energi secara signifikan.

Nicolas Kesuma, Ketua Asosiasi Rumah Modular Indonesia (ARMI), menjelaskan bahwa metode konstruksi rumah modular menawarkan keunggulan lingkungan dan ekonomi. Teknologi ini menggunakan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang lebih baik, sehingga berdampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan limbah industri konstruksi.

Keunggulan Rumah Modular dalam Menekan Efek Rumah Kaca

Rumah modular dirakit dari bagian-bagian yang diproduksi di pabrik, kemudian dipasang di lokasi pembangunan tanpa menghasilkan limbah konstruksi yang besar. Pendekatan ini menghindari pemborosan bahan dan mengurangi kegiatan konstruksi lapangan yang biasanya menghasilkan polusi dan emisi tinggi.

Nicolas menyebutkan lima karakter utama rumah modular yang mendukung keberlanjutan dan efisiensi industri konstruksi saat ini:

  1. Proses pengerjaan konstruksi yang lebih cepat.
  2. Kontrol kualitas bangunan yang terjamin.
  3. Desain bangunan lebih fleksibel.
  4. Penghematan biaya dalam pembangunan.
  5. Ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pendekatan Terpadu untuk Lingkungan Kota yang Lebih Baik

Selain rumah modular, penguatan jaringan hijau dan biru di kota-kota tropis juga menjadi strategi penting menekan suhu perkotaan. Pendekatan pendinginan kota yang hemat energi dan berbasis alam ini dapat mengurangi konsumsi energi dan beban panas secara simultan.

Seminar International Symposium and Workshop on Sustainable Buildings, Cities, and Communities (SBCC) 2025 menjadi ajang penting untuk membahas inovasi dan praktik terbaik dalam membangun lingkungan binaan rendah karbon. SBCC 2025 digelar oleh Universitas Pendidikan Indonesia melalui PUU MEB bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, industri, dan pemerintah.

Peran Pendidikan dan Riset dalam Pengembangan Rumah Modular

Melalui SBCC 2025, riset dan inovasi desain diharapkan menghasilkan bangunan dan kota yang lebih tangguh dan layak huni. Program ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan solusi teknologi yang mendukung pembangunan rendah karbon.

Universitas Pendidikan Indonesia melalui PUU MEB mendorong pengembangan material bangunan dan energi yang ramah lingkungan. Mereka juga berkomitmen memperkuat penelitian dengan publikasi ilmiah terindeks Scopus guna mendukung kebijakan dan praktik berkelanjutan.

Implementasi rumah modular sebagai pilihan utama pembangunan di wilayah tropis dapat menjadi terobosan dalam menekan dampak perubahan iklim. Desain yang adaptif terhadap iklim panas dan lembap serta produksi yang lebih bersih menjadikan teknologi ini sekaligus solusi praktis dan ekonomis untuk masa depan perkotaan yang lebih hijau.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id
Exit mobile version