Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengambil peran aktif dalam membantu penyintas banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kampus ini menerapkan tiga strategi utama yang difokuskan pada pemulihan mahasiswa terdampak bencana.
Strategi pertama yang dilakukan adalah memberikan keringanan biaya kuliah kepada mahasiswa penyintas. Kebijakan ini mencakup mulai dari pembebasan biaya untuk satu semester hingga kemungkinan bebas biaya kuliah sampai akhir masa studi. Rektor UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, menyatakan bahwa keringanan ini berdasarkan tingkat kerusakan dan kondisi ekonomi keluarga mahasiswa akibat bencana.
Strategi kedua adalah pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang orang tuanya kehilangan sumber penghasilan. UMY menggalang dana dari sivitas akademika dan menyalurkannya melalui Lazismu. Pada momen wisuda terakhir, dana yang terkumpul mencapai lebih dari Rp 62 juta, yang dipergunakan untuk mendukung kebutuhan harian mahasiswa terdampak.
Strategi ketiga menitikberatkan pada dukungan psikososial agar mahasiswa mampu mengatasi trauma pascabencana. Pendekatan ini dianggap vital karena trauma psikologis sering kali menghambat proses pendidikan dan pemulihan. UMY juga mengerahkan tim relawan medis untuk membantu kesehatan masyarakat yang masih tinggal di pengungsian.
Hingga kini, tercatat 26 mahasiswa UMY yang terdampak langsung banjir dan longsor di wilayah Sumatera. Salah satu mahasiswa asal Aceh Singkil, Darvanissa Mazwa Akfa, mengaku sangat terbantu oleh kebijakan ini. Ia menyebutkan, bantuan tersebut membuatnya dan keluarganya merasa lega dan lebih tenang dalam menjalani pendidikan.
UMY memadukan misi kemanusiaan dan profesionalisme untuk memberikan solusi konkret pascabencana. Tidak hanya sebatas memberikan bantuan finansial, kampus ini juga berkomitmen menjaga keberlanjutan pendidikan dan kesejahteraan psikologis mahasiswa penyintas.
Langkah UMY menunjukkan peran perguruan tinggi yang tidak hanya fokus pada akademik, melainkan juga sebagai institusi yang peduli terhadap dampak sosial bencana. Dukungan berbasis data dan kebutuhan riil ini menjadi contoh yang bisa diikuti oleh lembaga pendidikan lain dalam situasi darurat bencana.
Dengan tiga strategi ini, UMY berharap penyintas banjir di Sumatera dapat terus bersekolah dan mengurangi beban ekonomi serta tekanan psikologis yang mereka alami. Kebijakan tersebut juga menguatkan solidaritas sivitas akademika dalam situasi penuh tantangan.





